Selasa, 02 November 2010

METODE PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN ANDALAS

METODE PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN ANDALAS
(Morus macroura Miq.)
(Germination Method of Seeds of Morus macroura Miq.)

Aswaldi Anwar, Renfiyeni, dan Jamsari
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang


ABSTRACT

Andalas tree is one of the endangered species in Sumatra. The declines in their population are due to illegal logging and reproduction problem. Rarely do we find their seedling around the mother plants. Therefore, we have conducted a research to find out their germination obstacles. The experiment was designed as a two-way factorial in a Completely Randomized Design with two factors and three rep­licates. The first factor was the level of seed maturity and the second one was the germination stimu­lator.  We concluded that Andalas trees can reproduce generatively. The pericarps of the seeds must be cleaned off before germinated. Twenty-seven-day old seed was the best time of maturity. We sug­gest soaking the andalas’s seeds in 0.2 % KNO3 or in young coconut milk for one hour before germi­nated.

Key words: Morus macroura, endangered species, forestry, germination



PENDAHULUAN

A
ndalas (Morus macroura Miq.) merupakan salah satu tanaman hutan  endemik di Sumatera Barat yang populasinya semakin berkurang. Hal ini disebabkan penebangan yang tidak terkontrol, sedangkan tindakan penanaman kembali jarang dilakukan. Semen­tara itu, secara alami tanaman andalas sukar berkembang biak dengan benih   Kondisi ini dapat dibuktikan dengan mengamati sekitar pohon andalas yang selesai musim berbunga dan berbuah.  Walau banyak berjatuhan buah yang berisi benih andalas, namun jarang sekali ditemukan anakan di sekitar lokasi tersebut. Jika kondisi ini terus berlangsung, dikhawatirkan spesies ini akan punah.
 Menurut Departemen Kehutanan (1989), kelangkaan dan keterbatasan populasi  tum-buhan andalas merupakan  akibat dari pertam-bahan jumlah penduduk dan perkembangan teknologi yang sangat pesat akhir-akhir ini menuntut pemenuhan akan kebutuhan  sandang, pangan dan papan, dimana terjadi penebangan pohon secara liar yang mengakibatkan kepunahan dan kegundulan hutan. Sedangkan menurut Pemerintah Daerah Tk. I Sumatera Barat (1991), penebangan dan pemanfaatan pohon andalas yang relatif tinggi oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak diimbangi dengan penanaman ataupun pemeliharaan, akibatnya keberadaan tumbuhan ini sudah sangat terancam.
Tanaman andalas  ditetapkan sebagai flora identitas Sumatera Barat berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumatera Barat No 522-414-1990 tanggal 14 Agustus 1990 (Djajadiningrat, 1990). Sangat ironis sekali apabila flora identitas tersebut saat ini susah ditemukan dan sudah tidak dikenal lagi oleh masyarakat.
Tanaman andalas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, karena harga kayunya mahal serta berguna sebagai bahan baku industri.  Kayu andalas  tergolong awet dengan sifat sedang, berat, kuat dan besar serta mudah dikerjakan (Amperawati dan Sapulete, 2001). Menurut Prawira dan Oetja (1975), kayu tanaman andalas digunakan untuk tiang, papan dan bangunan rumah, mebel, dan mempunyai BD 0,75 , termasuk kelas awet I.
Untuk menjaga  dari kepunahan, tanaman andalas perlu dilestarikan.  Usaha ini akan berhasil bila terlebih dulu mengenal tanaman tersebut, mencakup bagaimana biologi reproduksinya. Berdasarkan hasil penelitian kami (Renfiyeni, Anwar dan Jamsari, 2006 /unpublished) sebelumnya dipastikan andalas bersifat dioecious (berumah dua). Jarang sekali ditemukan pohon jantan dan betina yang berdekatan berbunga dalam waktu bersamaan.  Kondisi ini sangat berpengaruh bagi terjadinya proses penyerbukan, pembuahan dan pembentukan biji dan buah. Namun demikian, hasil pengamatan terhadap buah yang terbentuk membuktikan tetap ada biji yang terbentuk di dalam buah. Biji ini secara alami sukar berkecambah. Sehingga muncul dugaan lainnya yang berkaitan dengan dormansi benih yang disebabkan oleh adanya zat penghambat perkecambahan yang terdapat di dalam jaringan buah.
Untuk merangsang perkecambahan benih, dapat dilakukan dengan pemberian zat perang-sang.  Di antara zat  perangsang yang dapat digunakan adalah KNO3 dan air kelapa muda.  Diketahui bahwa KNO3 dan air  kelapa muda dapat meningkatkan jumlah benih  yang berke-cambah. KNO3 akan merangsang perkecam-bahan terutama dalam gelap.  Rangsangan yang diperoleh dari KNO3 tergantung pada konsentrasinya (Harjadi, 1974).
Air kelapa muda telah lama dikenal sebagai zat pengatur tumbuh karena mengandung sitokinin. Dinyatakan oleh Mayer dan Mayber (1982), bahwa  sitokinin dapat mempengaruhi perkecambahan benih.
Daya kecambah benih erat hubungannya dengan pemasakan benih.  Benih akan bisa berkecambah bila benih masak. Tetapi dari hasil penelitian ternyata ada benih yang berkecambah sebelum tercapai masak fisiologis atau sebelum tercapai berat kering maksimum.  Sampai masak fisiologis tercapai, maksimum germination (100%) konstan, tetapi setelah itu turun dengan kecepatan yang sesuai dengan keadaan jelek di lapangan (Kamil, 1979).

 

 

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu
Penelitian perkecambahan benih andalas dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang pada bulan Mei 2006.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman andalas (Morus macroura Miq), KNO3 0.2%, Air Kelapa Muda 25%, Aquades, dan kapas. Peralatan yang  digunakan   adalah  cawan petri, gelas ukur, pinset, kamera, kertas dan alat tulis.

Pelaksanaan Penelitian
Penelitian perkecambahan benih andalas dilakukan dengan metode eksperimen dalam bentuk percobaan  faktorial 3 x 3 dalam Rancangan Acak Lengkap  (RAL).  Faktor pertama terdiri dari  3 (tiga) taraf umur benih, yaitu :
·       U1 : Benih berumur  21 hari
·       U2 : Benih berumur 24 hari
·       U3 : Benih berumur  27 hari
Faktor kedua terdiri dari 3 (tiga) taraf perendaman benih andalas dalam beberapa  jenis zat perangsang perkecambahan  yaitu :
·       P 0 :  Dalam  aquades (kontrol)
·       P1  :  Dalam  KNO3  0,2 %
·       P2  :  Dalam  air kelapa muda 25%
Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali, sehingga diperoleh 36 (tiga puluh enam) satuan percobaan.  Setiap satuan percobaan terdiri dari 50 (lima puluh) benih. Data yang diperoleh dianalisis secara statistika dengan menggunakan sidik ragam (uji F) pada taraf nyata 5%, dan apabila terdapat perbedaan yang nyata, dilanjutkan dengan  DNMRT pada taraf nyata  5%.
Perkecambahan benih andalas dilakukan di dalam cawan petri  dengan media kapas.  Adapun tahap kerja dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.  Buah dipanen dari pohon berdasarkan umur yang telah ditetapkan.Umur benih dihitung mulai dari pecahnya tunas sampai hari ke 21, 24 dan 27. Dipanen dulu buah yang berumur 21 hari, selanjutnya 24 dan 27 hari.  Buah dipanen dari pohon yang sama.  Jadi pengecambahan dilakukan secara bertahap sesuai dengan umur benih. Setelah dipanen, benih dikeluarkan dari buah dan dibersihkan dari bagian-bagian jaringan buah  yang masih menempel.  Untuk setiap perlakuan dikecambahkan sebanyak 50 (lima puluh) benih di dalam cawan petri.
b.   Sebelum benih dikecambahkan di dalam cawan petri, benih direndam dulu di dalam larutan perangsang perkecambahan selama 60 menit sesuai perlakuan.
c.    Cawan petri untuk tempat mengecambah-kan disiapkan sebanyak 36 (tiga puluh enam) buah. Kapas yang digunakan sebagai media dibasahkan dulu dengan aquades dan  diratakan  di dalam petridish.
d.   Selanjutnya benih dapat ditempatkan di dalam cawan petri dengan jarak yang diatur supaya tidak bertumpuk.
e.    Setiap perlakuan ditempatkan secara acak dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
f.    Pengamatan dilakukan sampai terbentuk kecambah normal dari setiap perlakuan.

Pengamatan
Daya berkecambah (%).  Pengamatan daya berkecambah dilakukan dengan menghitung banyaknya benih yang berkecambah normal mulai hari ke 3 sampai tidak ada lagi benih yang berkecambah.  Untuk menghitung daya berkecambah digunakan rumus :
                                        
Daya  Berkecambah =  Σ benih  berkecambah  normal    x  100%
                                                          Σ benih yang dikecambahkan                                    

                             
Waktu berkecambah ≥ 50%  (T 50). Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah hari yang dibutuhkan mulai dari saat disemai sampai jumlah benih yang berkecam-bah normal  50%.
Muncul kecambah pertama (hari).   Pengamatan dilakukan dengan menghitung banyaknya benih yang berkecambah setiap hari mulai hari kedua setelah disemai, sampai tidak ada lagi benih yang berkecambah. 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN


Daya Berkecambah (%)

Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur benih dengan zat perangsang perkecambahan terhadap daya berkecambah.  Rata-rata daya berkecambah benih andalas dapat dilihat pada Tabel 1.



Tabel 1. Daya berkecambah benih andalas dengan perlakuan umur benih dan jenis  zat perangsang perkecambahan (%)
Faktor umur benih
Faktor Jenis Zat Perangsang Perkecambahan
Pengaruh Utama Umur Benih
Aquades
(P0)
KNO3
(P1)
Air Kelapa Muda (P2)
21 hari (U1)
24 hari (U2)
27 hari (U3)
84,00
85,50
95,50
84,50
91,00
97,00
86,50
90,50
97,50
85,00  A
89,00  B
96,67  C
Pengaruh utama jenis zat perangsang perkecambahan
88,33 a
90,83 b
91,50 b

KK
3%
Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf kecil yang sama, berbeda tidak nyata pada taraf 5%.


Perlakuan umur benih 27 hari memper-lihatkan persentase benih berkecambah normal paling tinggi, diikuti oleh perlakuan  umur benih 24 hari  dan umur benih 21 hari.  Terlihat bahwa semakin tua umur benih, maka semakin besar kemampuannya untuk menghasilkan kecambah normal.  Benih andalas umur 21 hari sudah dapat berkecambah, tetapi diduga benih belum mencapai matang fisiologis secara keseluruhan. Karena dari pengamatan diketahui bahwa persentase benih mengapung di permukaan air  lebih tinggi dibanding  dengan perlakuan umur 24 hari dan 27 hari.  Perlakuan umur benih 24 hari menghasilkan persentase perkecambahan yang lebih besar dibanding dengan perlakuan umur benih 21 hari.  Untuk perlakuan umur benih 27 hari diduga hampir semua benih telah mencapai masak fisiologis sehingga dapat menghasilkan  kecambah normal dengan persentase yang tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa semakin tua umur benih, maka semakin tinggi persentase benih yang berkecambah normal.  Hal ini disebabkan benih sudah siap untuk menghasilkan tanaman baru dengan cukupnya persediaan makanan untuk bibit selama belum bisa diproduksi sendiri. Daya kecambah kian meningkat dengan bertambah tuanya benih, dan mencapai maksimum jauh sebelum masak fisiologis atau berat kering maksimum tercapai.  Sampai masak fisiologis tercapai,  perkecam-bahan maksimum konstan, tetapi setelah itu menurun dengan  kecepatan yang sesuai  dengan keadaan jelek di lapangan. 
Pengaruh utama zat perangsang perkecam-bahan memperlihatkan bahwa perlakuan aqua-des  berbeda nyata dengan perlakuan KNO3 dan air kelapa muda.  Sedangkan perlakuan KNO3 dan air kelapa muda berbeda tidak nya-ta.  Pengaruh KNO3 meningkatkan persentase perkecambahan.  Dengan pemberian KNO3  terjadi perubahan konsentrasi antara zat penghambat dan zat perangsang perkecam-bahan di dalam benih.  Dalam hal ini jumlah zat perangsang  meningkat dan jumlah zat peng-hambat  jumlahnya tetap, sehingga terjadi perkecambahan (Bustamam , 1989).
Demikian juga halnya dengan air kelapa muda, juga meningkatkan jumlah benih yang berkecambah.  Diduga karena kandungan sitokinin yang terdapat di dalam air kelapa muda berperan dalam merangsang perkecam-bahan benih (Mayer dan Mayber, 1982;  Goodwin dan Mercer 1983).

Waktu Berkecambah  ≥ 50% (hari)
Dari sidik ragam diketahui bahwa terdapat interaksi antara perlakuan umur benih dan jenis zat perangsang perkecambahan, terhadap waktu berkecambah 50% (T50).  Rata-rata waktu berkecambah 50% dapat dilihat pada Tabel 2.        
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa umur benih 27 hari memberikan waktu berkecambah  yang sama antara perlakuan aquades, KNO3 dan air kelapa muda, yakni 9 hari.  Berarti umur benih 27 hari sudah dapat menghasilkan kecambah yang cepat, walaupun tanpa zat perangsang perkecambahan.  Pengaruh aquades, KNO3 dan air kelapa muda pada umur benih 27 hari terhadap waktu berkecambah 50% tidak nyata. Sedangkan pada umur benih 24 hari, waktu berkecambah 50% paling cepat diperoleh  dengan pemberian air kelapa muda, selanjutnya diikuti oleh KNO3 dan aquades.


Tabel 3.                 Jumlah benih berkecambah dari hari ke 1 sampai  ke 12, dengan perlakuan umur benih dan jenis zat perangsang perkecambahan (buah)
Perlakuan
H a r i  ke
Jumlah benih berkecambah  (buah)
Jumlah benih tidak berke-cambah (buah)
1     2    3    4     5      6      7      8      9     10    11    12
U1
U2
U3
 -      -     -     -     5     74   175    69   99    59    15    17
 -      -     -    32  129  71   119  100    56    27     -      -
 -     14  94   63  227  85     97      -      -      -       -      -
513
534
580
87
66
20
Jumlah
 -     14  94   95  361 230  391  169 155    86    15    17
1627
173
Keterangan : 
U1  :  Benih umur 21 hari
U2  :  Benih umur 24 hari
U3  :  Benih umur 27 hari


Benih umur 21 hari dianggap masih relatif muda, sehingga tidak mempunyai energi yang cukup untuk menghasilkan kecambah normal.  Kalaupun terjadi perkecambahan, akan menghasilkan kecambah atau bibit yang lemah, karena kurangnya cadangan makanan yang terdapat pada benih (Gardner, Pearce dan Mitchell, 1985). Bibit atau tanaman yang berasal dari benih yang sangat muda akan lemah karena  berat kering benih yang rendah, secara fisiologis belum matang, sehingga jaringan penunjang tidak tumbuh dengan baik (Kamil, 1979).
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa untuk Uji Hitung Pertama pada benih andalas sebaiknya dilakukan pada hari ke lima (5) sebab pada saat tersebut sudah lebih separoh benih berkecambah jika digunakan benih yang berumur di atas 24 hari.

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa benih andalas yang sudah dilepaskan dari kulit dan daging buahnya mampu untuk berkecambah.  Umur benih yang terbaik untuk menghasilkan perkecambahan tertinggi adalah 27 hari, sedangkan KNO3 dan atau air kelapa muda dapat digunakan untuk meningkatkan persentase benih berkecambah. Dari hasil penelitian disaran-kan  untuk perbanyakan tanaman andalas secara generatif sebaiknya digunakan benih yang  sudah berumur 27 hari. Untuk mem-percepat dan meningkatkan daya berke-cambah sebaiknya benih terlebih dulu direndam dengan 0.2 % KNO3 atau air kelapa muda selama satu jam.

DAFTAR PUSTAKA


Amperawati, T dan E. Sapulete. 2001.  Andalas (Morus macroura Miq): Jenis Potensial Sumatera Barat yang belum Dimanfaatkan. Jurnal Konifera. Visi dan Informasi Teknis BPK Pematang Siantar No 1/THN XVI/DESEMBER/2001 hal.1-5.
Bustamam, T. 1989. Dasar-Dasar ilmu benih. Universitas Andalas. Padang. 125 hal.
Departemen Kehutanan. 1989.  Rencana Pembangunan Lima Tahun ke V Kehutanan.  Departemen Kehutanan.  Jakarta.
Djajadiningrat, S.T. (1990).  Bunga Nasional dan maskot Flora Fauna Daerah.  Kantor Menteri KLH.  Hal 5.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell.  1991.  Fisiologi Tanaman Budidaya.  1985.  Penerjemah Herawati Susilo.  Universitas Indonesia. 428 hal.
Goodwin, T.W. and E.I. Mercer. 1983.  Introduction to Plant Biochemistry.  Pergamon Press. Oxford, New York. Beijing. Frankrut. Sao Paulo. Sydney. Tokyo. Toronto.677 pp.
Harjadi, S.S. 1974.  Dormansi Benih. Bahan Penataran Ilmu-Ilmu Pertanian. IPB. Bogor. 20 hal.
Kamil, J. 1979. Teknologi Benih.  Angkasa Raya. Padang. 227 hal.
Mayer, A.M. dan A.P. Mayber. 1982.  The Germination of Seed.  Pergamon Press. Oxford. New York. Toronto. Sydney. Paris. Frankrut. 211 pp.
Pemda Tk. I.  Sumatera Barat.  1991.  Flora dan Fauna Identitas Sumatera Barat..  Padang. Hal 9 – 18.
Prawira, B.S.A. dan Oetja .1975. Pengenalan Jenis-jenis Pohon Ekspor. Serie ke VII. Proyek Penelitian Hutan Pusat Sub Proyek Inventarisasi Hutan Tropik. Inventarisasi  Flora Hutan.  Hal 14 – 15.
Sutopo, L. 1985.  Teknologi Benih. CV Rajawali.  Jakarta. 247 hal



------------------------------oo0oo------------------------------


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.