TUGAS KELOMPOK
DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA
Drs.Purwiro Harjati,M.Pd.
KEDUDUKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN MIPA
OLEH :
KELOMPOK 2
NO
|
KEL.
4
|
NPM
|
NO
|
KEL.5
|
NPM
|
NO
|
KEL.6
|
NPM
|
1.
|
Andi P
|
10311686
|
9.
|
Arif
D.W
|
10311690
|
18.
|
Darma
I
|
10311698
|
2.
|
Alpan P
|
10311685
|
10.
|
Bangun H.W
|
10311694
|
19.
|
Defan P.P
|
10311699
|
3.
|
Vera D.A
|
10311665
|
11.
|
Anita Z.Z
|
10311679
|
20.
|
Aulia B
|
10311693
|
4.
|
Wahidah S
|
10311666
|
12.
|
Dwi Wahyu
|
10311680
|
21.
|
Banjar A
|
10311695
|
5.
|
Widya S.A
|
10311667
|
13.
|
Aflah M.M
|
10311681
|
22.
|
Cahya N
|
10311696
|
6.
|
Yeni A
|
10311669
|
14.
|
Agustina R
|
10311682
|
23.
|
Charles M
|
10311697
|
7.
|
Yeni Y
|
10311670
|
15.
|
Anita R
|
10311689
|
24.
|
Desi A
|
10311701
|
8.
|
Yuli M
|
10311672
|
16.
|
Arum N.S
|
10311692
|
25.
|
Dewi A
|
10311702
|
17.
|
Arisa D
|
10311691
|
26.
|
Denita J
|
10311700
|
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
KELAS B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2011
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang
sampai saat ini masih memberikan limpahan kasih sayangnya kepada kita dan
khususnya kepada kami karena dapat menyelesaikan tugas mandiri mata kuliah
Darar-Dasar Pendidikan MIPA ini, dengan judul “KEDUDUKAN EKSPERIMEN DALAM
PEMBELAJARAN MIPA”.
Pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Drs.Purwiro Harjati, M.Pd. selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada kami dan kepada semua pihak
yang telah membantu terselesainya tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam pembuatan tugas ini, untuk itu kritik dan saran sangat
penyusun diperlukan demi perbaikan kedepannya. Terakhir kami berharap semoga
penyusun makalah ini akan dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya.
Metro,
Mei 2011
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL…….……………………………………………… i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR
ISI…..………………………………………………………… iii
BAB
I
PENDAHULUAN…………………………………………….... 1
1.1
Latar Belakang……………………………………………….. 1
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………… 2
2.1 Bagan
kedudukan eksperimen dalam pembelajaran MIPA..… 2
2.2 Penjelasan
isi bagan…………………………………………... 3
1) Dunia
nyata………………………………………………... 3
2) Inferensi
…………………………………………………... 3
3) Teori
………………………………………………………. 3
4) Abstraksi
………………………………………………….. 4
5) Konsepsi
variable ………………………………………… 4
6) Eksperimen
………………………………………………. 4
7) Hasil
…………………………………..………………….. 5
8) Konfirmasi……..…………………………………………. 5
2.3 Pengertian
kedudukan eksperimen……………………………. 7
2.4 Manfaat ilmu pengetahuan…………………………………… 7
2.5 Penjelasan Keterkaitan Antar
Komponen-Komponen dalam
Bagan ………………………………………………………… 10
2.6 Contoh eksperimen pengukuran
sudut posisi matahari dan suhu
Udara………………………………………………………………. 10
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN….……………………………….……………… 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan pasal 19
ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Di samping itu pula
ilmu MIPA merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen
yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala
alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat,
transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran MIPA
di segala jenjang pendidikan mempelajari segala sesuatu tentang zat yang
meliputi komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika
zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu MIPA merupakan produk
(pengetahuan yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan
proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, dalam penilaian dan pembelajaran harus
memperhatikan karakteristik ilmu MIPA sebagai produk dan proses.
Adapun
Pengajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai
komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,
sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain sebagainya. Keberhasilan
pengajaran sangat ditentukan manakala pengajaran tersebut mampu mengubah diri
peserta didik. Perubahan tersebut dalam arti dapat menumbuh kembangkan
potensi-potensi yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat
memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bagan Kedudukan Eksperimen dalam Pembelajaran
MIPA
2
2.2 Penjelasan Isi Bagan
Dari bagan di atas kita ketahui
pengertian dari komponen-komponen yang ada pada bagan, diantaranya :
1) Dunia
nyata
Dunia nyata adalah sesuatu yang benar-benar terjadi
(bukan hayalannya) di sekeliling kita dalam kehidupan sehari-hari. Dunia nyata adalah tempat
mengimplementasikan hasil dari suatu eksperimen. Hasil yang didapatkan dari
suatu eksperimen jika itu bermanfaat bagi manusia, maka eksperimen tersebut
tidak hanya berhasil, tetapi juga bermanfaat bagi umat manusia yang
membutuhkan. Dunia nyata juga sumber dari segala eksperimen sebaab, dunia nyata
adalah tempat terjadinya peristiwa peristiwa alam yang kadang sulit untuk
dimengerti. Maka dengan itu perlu adanya eksperimen dalam pembelajaran MIPA.
Pembelajaran MIPA tidak dapat lepas dari suatu eksperimen karena dalam
pembelajaran MIPA sangat banyak pemasalahan yang tidak dapat diselesaikan tanpa
adanya eksperimen ( Praktikum ).
2) Inferensi
Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan
informasi dari fakta yang diketahui (dari hasil eksperimen). Inferensi juga
merupakan konklusi logis atau implikasi berdasarkan iunformasi yang tersedia. Inferensi
merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari
fakta yang diketahui. Inferensi adalah
konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang
tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu
modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada
bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada
level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah
siap digunakan.
3) Teori
Teori adalah bisa diartikan sebagai segala bentuk
hipotesa, dugaan, asumsi dan keyakinan. Teori bisa kita dapatkan dari buku,
guru, teman atau orang tua, nenek moyang, atau juga pengalaman orang lain.
Bentuknya bisa keyakinan, kepercayaan, asumsi, hipotesis, dugaan, firasat, dan
lain lain.
3
Teori adalah suatu dasar terpenting
sebelum melakukan eksprimen karena teori adalah landasan kita melakukan
eksperimen. Dengan teori akan terara eksperiman yang akan dilakukan. Teori
untuk melakukan suatu eksperimen dapat didapatkan dari berbagai sumber diantaranya
:
a. Membaca buku
b. Mengunjungi situs di internet
c. Dari peristiwa yang terjadi di alam.
a. Membaca buku
b. Mengunjungi situs di internet
c. Dari peristiwa yang terjadi di alam.
4) Abstraksi
Abstraksi merupakan sebuah proses yang ditempuh
pikiran untuk
sampai pada konsep yang bersifat universal. proses ini berangkat dari pengetahuan mengenai obyek individual yang bersifat spasiotemporal (ruang dan waktu). Pikiran melepaskan sifat individual dari obyek dan membentuk konsep universal.
Beberapa Pengertian Khusus:
sampai pada konsep yang bersifat universal. proses ini berangkat dari pengetahuan mengenai obyek individual yang bersifat spasiotemporal (ruang dan waktu). Pikiran melepaskan sifat individual dari obyek dan membentuk konsep universal.
Beberapa Pengertian Khusus:
1. Sesuatu yang dilihat tidak mengacu kepada obyek atau
peristiwa khusus. Abstraksi menyajikan secara simbolis atau secara konseptual serta secara
imajinatif sesuaru yang tidak dialami secara langsung atau
konkret.
2. Hasil akhir dari proses abstraksi. Dengan proses itu
kualitas, atau relasi atau ciri dari suatu keseluruhan dipisahkan sebagai ide dari
keseluruhan itu.
3. Dalam logika tradisional: proses menghasilkan konsep
universal dari obyek partikular. Misalnya konsep "manusia" diangkat dari pria dan
wanita yang merupakan obyek partikular.
4. Aspek atau benruk kognisi yang secara mental
menyendirikan ciri-ciri obyek itu dari yang lain. Baik proses maupun
hasil dari
penyendirian tersebut disebut abstraksi.
5) Konsepsi
variabel
Konsepsi variable adalah generalisasi dari
sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat di pakai untuk menggambarklan
berbagai fenomena dengan ciri atau ke khasan yang sama.
6) Eksperimen
Eksperimen adalah percobaan atau disebut juga
eksperimen (dari bahasa Latin
4
:
ex-periri yang berarti menguji coba)
adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau
menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Dalam
penelitian ini, sebab dari suatu gejala akan diuji untuk mengetahui apakah
sebab (variabel bebas) tersebut mempengaruhi akibat (variabel terikat).
Penelitian ini banyak digunakan untuk memperoleh pengetahuan
dalam bidang ilmu alam
dan psikologi
sosial.
Eksperimen adalah pembuktian suatu
teori yang telah ditemukan. Hasil dari eksperimen biasanya sesuai dengan teori.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan teori maka ada hal lain yang
menyebabkan hasil tidak sesuai dengan teori
diantaranya:
a. Kesalahan dalam proses eksperimen ( Human Error )
b. Keadaan lingkungan yang tidak mendukung
diantaranya:
a. Kesalahan dalam proses eksperimen ( Human Error )
b. Keadaan lingkungan yang tidak mendukung
Eksperimen juga merupakan landasan dalam pendekatan
empiris untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam ilmu sosial maupun ilmu alam.
Dalam kajian keilmuan, eksperimen didefinisikan sebagai metode untuk
menyelidiki suatu bidang, memecahkan masalah praktis, dan membuktikan asumsi
teoretis.
7) Hasil
Hasil adalah sesuatu yang didapat dari sebuah
eksperimen. Hasil
adalah sesuatu yang didapatkan dari proses eksperimen yang telah dilakukan.
Hasil dari suatu eksperimen harus dihubungkan kembali dengan teori. Jika hasil
sama dengan teori, maka teori benar dan dapat menjadi landasan atau dasar ilmu
pengetahuan. Jika hasil tidak sesuai dengan teori, jangan terlebih dahulu
memfonis suatu teori itu salah. Harus dilakukan kembali beberapa kali
eksperimen. Jika banyak mendapatkan hasi sesuai dengan teori, maka teori benar
tetapi jika banyak mendapatkan hasil menyimpang dari teori, maka bisa jadi
teori itu salah.
8) Konfirmasi
Konfirmasi adalah mencocokan atau menghubungkan
sesuatu yang di dapat dengan kenyataan yang ada.
5
9) Ilmu
pengetahuan
Ilmu
pengetahuan adalah hasil dari semua proses eksperimen yang telah dilakukan.
Dari hubungan teori, eksperimen, hasil dan dunia nyata didapatkan ilmu
pengetahuan yang dapat menjadi landasan pendidikan yang benar. Hasil dalam
proses eksperimen dalam pembelajaran MIPA menghasilkan produk atau konsep dan
sekaligus juga sebagai proses. Dalam proses pembelajaran MIPA, perserta didik
harus diajarkakan pula keterampilan proses.
Keterampilan Proses antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pemanasan
Pemanasan ini dimulai dengan tentang gambaran mental yang dimiliki anak
didik tentang pokok bahasan yang akan dipelajari.
b. Pengamatan
Pengamatan atau observasi berarti penggunaan indera yang diperlukan untuk
memperoleh informasi sebanyak mungkin.
c. Interpretasi
Interpretasi adalah pencatatan cirri khas dari suatu objek yang diamati atau
tahap perkembangan atau kejadian untuk menghubungkan pengamatan yang
satu dengan yang lain.
d. Peramalan
Peramalan adalah suatu terkaan bila tidak didasarkan pada hubungan yang
diketahui ada, melalui observasi hari ini atau masa yang lalu.
e. Aplikasi konsep
Aplikasi konsep adalah menggunakan konsep yang dipelajari dalam situasi
yang baru atau menggunakan pengalaman baru sebagaimana timbul dalam
upaya menterjemahkan apa adanya.
f. Perencanan
Perencanaan adalah harus berpedoman dari pertanyaan apa yang harus dijawab
dengan jelas. Kejelasan tentang ini dan mampu melihat persoalan apa yang
harus dijawabdalam arti penelitian empirik ataupun penilaian nilai.
G. Komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan interaksi antara dua orang atau lebih.
6
Dalam eksperimen komunikasi
sangatlah diperlukan untuk memperoleh bahan informasi dari orang lain.
2.3 Pengertian
Kedudukan Eksperimen dalam Pembelajaran MIPA
A. Pengertian
Eksperimen
Eksperimen adalah suatu tindakan untuk menguji atau
menguatkan pendapat yang belum diuji kebenarannya untuk menemukan beberapa
pengaruh ( prinsip ) yang tidak
atau belum diketahui. Dalam pembelajaran MIPA, eksperimen mempunyai peran yang
sangat penting untuk menguatkan teori-teori yang sudah ada. Dengan eksperimen,
maka kita dapat mengetahui kebenaran dari suatu teori yang sudah ditemukan oleh
penemu-penemu teori terdahulu.
Eksperimen
dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan
semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis
variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel
terikat, dan variabel kontrol.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
·
Jangan
ubah hipotesis
·
Jangan
abaikan hasil eksperimen
·
Berikan
alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
·
Berikan
cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab
ketidaksesuaian
·
Bila
cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
B. Tujuan
Eksperimen
Menentukan
Variabel yang paling berpengaruh terhadap suatu respon
Memperoleh
keterangan tentang berbagai respon yang akan diberikan oleh sutu objek pada
berbagai keadaan tertentu yang ingin diperhatikan
Memperoleh dan
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan untuk memecahkan persoalan
yang akan dihadapi.
7
Dalam
eksperimen ada 3 hal penting yang harus diperhatikan. Hal tersebut antara lain
adalah :
Respon yang
diberikan oleh objek
Keadaan
tertentu yang sengaja diciptakan untuk menimbulkan respon
Keadaan
lingkungan serta keragaman alami objek yang dapat mengacaukan pemahaman tentang
respon yang terjadi.
2.4 Manfaat
ilmu pengetahuan
Pertama, bagaimanapun ilmu pengetahuan memerlukan tolok
ukur suatu keberhasilan dengan suatu issue per bagian: apa tujuan dari ilmu
pengetahuan? Secara umum, rasionalisme memerlukan alasan strategis yang
effektif untuk mencapai tujuan, sehingga pembahasan ilmu pengetahuan yang
rasional harus melihat apakah ilmu pengetahuan diduga untuk memenuhi tujuan.
Untuk memulai kita dapat memperhatikan antara epistemic dan tujuan praktis ilmu
pengetahuan. Kemungkinan tujuan epistemic terdiri dari: pembenaran, penjelasan,
dan penetapan empirik. Kemungkinan tujuan praktis terdiri dari peningkatan rasa
kesejahteraan melalui kemajuan teknologi. Pandangan ini bahwa ilmu pengetahuan
mempunyai semua tujuan itu, tetapi mari memperhatikan pandangan yang lebih
ekstrim ini.
Beberapa filosof telah membantah pandangan bahwa dasar
epistemic membantu ilmu pengetahuan untuk mencapai pembenaran dan menghindar
dari kesalahan (Goldman, 1999). Pada pandangan ini, ilmu pengetahuan adalah
rasional untuk berkembang untuk percaya bahwa ilmu pengetahuan cenderung
menghasilkan kepercayaan yang benar. Posisi filsafat dari realitas ilmu
pengeahuan adalah menjaga, membantu ilmu pengetahuan untuk pembenaran teori dan
perkembangan pencapaian, dan menghasilkan beberapa teori yang kesemuanya pada
pendekatan terakhir pembenaran. Salah satu dari yang paling terkemuka anti
realistik yaitu Bas dan Fraasen, orang yang berargumen bahwa ilmu pengetahuan
membantu untuk ketercukupan empirik ilmu pengetahuan seharusnya membuat
perkiraan mengenai fenomena penyelidikan tetapi bukan seharusrnya menjadikan
salah dan benar. Pandangan antirealistisme ini adalah pada keganjilan akan kepraktisan
dan kesukses ilmu pengetahuan. Kebanyakan ilmuwan berbicara dan beraksi
8
jika mereka
sedang mencoba keluar dari pikirannya bagaimana dunia ini secara nyata bekerja
tidak hanya membuat perkiraan yang tepat saja. Meskipun, keberhasilan teknologi mengesankan ilmu pengetahuan, tetapi hal itu
sama sekali misterius kecuali jika teori-teori yang ilmiah membuat mereka
mungkin di kira-kira paling sedikit benar. Contohnya, komputer tidak akan
memproses jika tidak ada secaranya nyata elektron yang bekerja melalui chips
silikonnya.
Tetapi kebenaran bukan hanya sebagai tujuan
dari ilmu pengetahuan. Pemenuhan-pemenuhan yang paling mengesankan dari ilmu
pengetahuan bukanlah fakta-fakta atau bahkan peraturan umum invidual,
teori-teori luas tetapi dapat menjelaskan suatu keaneka ragaman yang besar
suatu gejala. Contoh, pada fisika teori relativitas dan kuantum masing-masing
memberikan suatu pengetahuan dari banyak gejala, dan dalam biologi teori
evolusi dan teori genetik mempunyai berbagai ragam penerapannya. Jadi, dengan
demikian suatu bagian terbesar adalah apa yang dilakukan para ilmuwan bekerja
keras untuk menghasilkan penjelasan-penjelasan dalam menyatukan banyak fakta
yang secara individu tidak sangat menarik. Seorang ilmuwan yang mengarahkan
hanya untuk menghimpunkan kebenaran dan menghindari kesalahan akan menjadi
bualan dan diremehkan. Karenanya itu ilmu pengetahuan mencoba menjelaskan
seperti halnya kebenaran. Tujuan golongan ini tujuan ketercukupan empiris,
karena kebanyakan para ilmuwan menguraikan dan meramalkan tentang gejala untuk
menemukan apa mereka yang anggap benar dan menjelaskan untuk mereka.
Tetapi ada tujuan praktis juga dimana ilmu
pengetahuan dapat memenuhi. Di abad 19 ahli ilmu fisika terkemuka seperti
Faraday dan Maxwell diarahkan oleh tujuan proses tentang pemahaman kelistrikan
dan gejala magnetis, tetapi pekerjaan mereka membuat mungkin teknologi
elektronik yang sekarang memenuhi kehidupan manusia. Penyeledikan teknologi
dapat membantu tetapi semakin meningkat dimotivasi oleh penerapan praktis di
bidang obat-obatan dan pertanian. Sesuai dengan fokus utama dari pengetahuan
kognitif seperti psikologi dan neuroscience telah sedang bermunculan
pengetahuan mekanisme berfikir, tetapi di sini pula muncul motivasi dalam hal
praktis seperti peningkat;kan pendidikan dan perawatan dari berbagai macam
penyakit mental. Ini bukanlah untuk mengatakan bahwa setiap ilmuwan harus
mempunyai tujuan, karena
9
banyak
ilmuwan bekerja jauh dari bidang-bidang terapan, tetapi ilmu pengetahuan
sebagai keseluruhan telah membuat dan perlu secara menerus untuk menyumbangkan
teknologi.
Pandangan lebih kritis pada
tujuan praktis ilmu pengetahuan bersifat masih ada. Hal itu telah diklaim bahwa
ilmu pengetahuan berfungsi sebagian besar untuk membantu memelihara kekuasaan
yang dominan baik ekonomi dan politis dengan menyediakan ideologi dan teknologi
untuk mencegah pemberontakan masyarakatan yang tertindas. Klaim ini adalah
suatu pernyataan berlebihan, tetapi tidak ada pertanyaan bahwa produk riset
ilmiah dapat memberi efek tidak diinginkan, sebagai contoh, pemakaian
teori-teori yang meragukan dari keunggulan rasial untuk membenarkan kebijakan
sosial dan pemakaian teknologi yang dikedepankan yang hasilnya senjata
pembinasaan. Tetapi perkataan bahwa tujuan ilmu pengetahuan adalah kebenaran, penjelasan,
dan kesejahteraan manusia tidak menyiratkan dimana tujuan ini selalu tercapai,
hanya saja tujuan adalah mengarahkan bahwa ilmu pengetahuan secara umum
dikerjakan dan harus dipunyai.
2.5 Penjelasan
Keterkaitan Antar Komponen-Komponen dalam
Bagan
Teori mempunyai keterkaitan dengan
dunia nyata. Begitu pula dunia nyata mempunyai keterkaitan dengan teori. Teori-teori
yang muncul merupakan dugaan-dugaan asumsi, hipotesis mengenai kejadian-kejadian
yang muncul di dunia nyata. Teori-teori yang muncul merupakan bagian dari
kejadian di dunia nyata yang kebenarannya belum dibuktikan. Untuk membuktikan
kebenaran teori ini diperlukan eksperimen mengenai teori yang akan dibuktikan.
Tanpa di uji maka teori itu akan sia-sia karena belum terbukti kebenarannya.
Kejadian di dunia nyata diabstraksikan melalui penelitian atau eksperimen untuk
membuktikan kebenaran teori. Dari eksperimen tersebut di peroleh hasil yang
kemudian hasil tersebut akan dikonfirmasikan atau di cocokan dengan teori awal.
Apabila teori tersebut tidak sesuai dengan hasil eksperimen maka teori akan
gugur. Dan sebaliknya apabila teori sesuai dengan hasil eksperimen maka teori
tersebut menjadi ilmu pengetahuan yang baru yang bisa dijadikan sebagai materi
pembelajaran dalam pendidikan IPA. Hasil eksperimen diaplikasikan pada dunia
nyata sesuai dengan cakupan masalah dari hasil eksperimen yang dilakukan.
10
2.6 Contoh
Eksperimen Pengukuran
Sudut Posisi Matahari Dan Suhu Udara
Abstrak pengaruh posisi matahari terhadap
suhu udara
Tujuan dari
proyek ilmiah ini adalah untuk mencari tahu apakah posisi matahari pada siang
hari berpengaruh pada suhu udara. Eksperimen melibatkan pengukuran suhu udara
dan sudut posisi matahari Dari jam 08:00 hingga 16:00. Sudut posisi yang
diperhitungkan adalah sudut lancip yang dibentuk oleh sinar matahari terhadap
arah horizontal dan pengukuran dilakukan setiap selang 10o.
Hasil eksperimen
mendukung hipotesis yang diajukan, yaitu suhu udara bertambah dengan
membesarnya sudut posisi matahari, mencapai maksimum pada sudut posisi ,atahari
sinar matahari pada suatu daerah luasan tertentu semakin terkonsentrasi
sehingga suhu udara pada daerah tersebut semakin meningkat.
Teori
Dalam sistem tatasurya (Galileo, 1650) bumi berevolusi mengelilingi
matahari dengan waktu revolusi satu tahun. Bersamaan dengan gerak revolusi,
bumi juga berotasi terhadap sumbunya dengan waktu rotasi satu hari. Rotasi bumi
terhadap sumbu inilah yang menghasilkan siang dan malam. Telah diketahui bahwa
sumbu rotasi bumi ternyata tidak tepat sejajar atau tegak lurus terhadap bidang
revolusi bumi, melainkan membentuk sudut sekitar 66,5 derajat terhadap bidang
revolusi (Tom and Jerry, 1854). Sebagai akibatnya dalam selang waktu satu tahun
terjadi pergantian musim. Dalam satu tahun pada daerah sub-tropis terjadi empat
macam musim, sedangkan pada daerah ekuator terjadi dua macam
musim.
Pada sebagian besar daerah di bumi, selama setengah hari (dari pagi
hingga sore) suhu udara umumnya berubah cukup besar, tetapi perubahan suhu dari
hari yang satu ke hari berikutnya pada waktu yang sama umumnya relatif kecil.
Meskipun demikian, pada daerah-daerah tertentu suhu berubah secara signifikan
dalam satu tahun sehingga menghasilkan berbagai musim (Bagong, 2004). Hal ini
umumnya terjadi pada daerah-daerah dengan garis lintang yang besar (daerah
sub-tropis) dan tidak teramati pada daerah-daerah di dekat ekuator. Di daerah
ekuator perubahan suhu pada waktu yang sama
11
tetapi pada
hari yang berbeda dapat dikatan kecil sekali. Perubahan suhu yang signifikan
hanya terjadi selama setengah hari (dari pagi hingga sore). Hal ini menarik
untuk diselidiki penyebabnya: mengapa suhu udara yang dipanaskan oleh sinar
matahari berubah cukup signifikan dalam rentang waktu dari pagi hingga sore,
padahal jarak bumi ke matahari dalam rentang waktu tersebut dapat dianggap
konstan?
Karena selama rentang waktu dari pagi hingga sore hari posisi matahari
berubah maka sebelum dilakukan eksperimen untuk mengetahui penyebab perubahan
suhu udara maka diajukan hipotesis bahwa suhu udara meningkat dengan
membesarnya sudut posisi matahari. Untuk menguji hipotesis ini akan dilakukan
eksperimen yang dilakukan pada daerah ekuator dan dilakukan selama sepuluh hari
dalam bulan Maret.
Tujuan
eksperimen
Untuk menentukan hubungan antara sudut
posisi matahari dan suhu udara di daerah ekuator.
Bahan
·
papan
softboard
·
kawat
lurus (jeruji) vertikal (10 cm)
·
benang
·
paku
·
busur
derajat
·
jam
·
termometer
Prosedur
pelaksanaan eksperimen
Pada hari-hari yang cerah (tanpa awan)
lakukan percobaan berikut:
1. Rangkai bahan-bahan di atas seperti pada
gambar; kawat vertikal di tengah papan softboard.
2. Tandai tempat-tempat yang arahnya ke puncak
kawat vertikal membentuk sudut 30, 40, 50, ..., 90, 80, 70, ..., 30 derajat terhadap
horizontal sebagai titik A, B, C, ..., G, H, I, ..., N.
12
3. Letakkan rangkaian alat di tempat terbuka
yang langsung terkena sinar matahari.
4. Catat suhu udara dan waktu ketika ujung
bayangan kawat vertikal berimpit dengan titik A, B, C, ..., N.
5. Ulangi langkah 1 - 5 di atas di tempat yang
sama selama 10 hari (tidak harus berurutan). Pada setiap percobaan jangan lupa
mencatat tanggal pengambilan data.
Sudut posisi matahari
(derajat)
|
Waktu
(rata-rata)
|
Rata-rata suhu udara
(derajat Celcius)
|
30
|
08:12
|
29,2
|
40
|
08.45
|
30,2
|
50
|
09:23
|
31,0
|
60
|
10:03
|
32,7
|
70
|
10:47
|
33,4
|
80
|
11:36
|
33,9
|
90
|
12:27
|
34,3
|
80
|
13:15
|
34,1
|
70
|
13:57
|
33,7
|
60
|
14:38
|
33,0
|
50
|
15:15
|
31,2
|
40
|
15:47
|
30,5
|
30
|
16:19
|
29,4
|
Data
13
Berdasarkan hasil eksperimen yang
telah dilakukan di daerah ekuator selama 10 hari pada bulan Maret, ternyata
bahwa suhu udara meningkat dengan bertambahnya sudut posisi matahari dan
mencapai maksimum pada saat sudut posisi matahari 90 derajat. Hal ini sesuai
dengan hipotesis yang diajukan. Meskipun jarak bumi ke matahari dapat dianggap
konstan namun pemanasan udara oleh sinar matahari terkait dengan volume udara
dalam atmosfer yang dilalui oleh sinar matahari. Untuk sejumlah sinar matahari
yang sama, pemanasan efektif terjadi jika arah sinar matahari vertikal (sudut
posisi matahari 90 derajat) karena tebal (tinggi) udara yang dilewati sinar
minimum sehingga volume udara juga minimum pula. Akibatnya kenaikan suhu akibat
pemanasan mencapai maksimum.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kedudukan
eksperimen dalam pembelajaran MIPA sangat penting dan saling berkaitan dan
saling berpengaruh antara satu dengan lain karena MIPA merupakan ilmu yang
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan
apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala yang terjadi di alam. Eksperimen
menjadi wajib dalam MIPA karena telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 menyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Diakses
06 Mei 2011. Pukul 16.15 wib.
Anonimus.2011.Eksperimen dalam MIPA.(online).
Diakses
06 Mei 2011. Pukul 16.27 wib.
Anonimus.2010.Kedudukan Eksperimen dalam Pembelajaran MIPA.(online).
Diakses
06 Mei 2011. Pukul 16.08 wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.