Sabtu, 24 September 2011

KEDUDUKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN MIPA


TUGAS KELOMPOK
DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA
Drs.Purwiro Harjati,M.Pd.



KEDUDUKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN MIPA

OLEH :
KELOMPOK 2
NO
KEL. 4
NPM
NO
KEL.5
NPM
NO
KEL.6
NPM
1.
Andi P
10311686
9.
Arif D.W
10311690
18.
Darma I
10311698
2.
Alpan P
10311685
10.
Bangun H.W
10311694
19.
Defan P.P
10311699
3.
Vera D.A
10311665
11.
Anita Z.Z
10311679
20.
Aulia B
10311693
4.
Wahidah S
10311666
12.
Dwi Wahyu
10311680
21.
Banjar A
10311695
5.
Widya S.A
10311667
13.
Aflah M.M
10311681
22.
Cahya N
10311696
6.
Yeni A
10311669
14.
Agustina R
10311682
23.
Charles M
10311697
7.
Yeni Y
10311670
15.
Anita R
10311689
24.
Desi A
10311701
8.
Yuli M
10311672
16.
Arum N.S
10311692
25.
Dewi A
10311702



17.
Arisa D
10311691
26.
Denita J
10311700

           
PENDIDIKAN MATEMATIKA
KELAS B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2011
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang sampai saat ini masih memberikan limpahan kasih sayangnya kepada kita dan khususnya kepada kami karena dapat menyelesaikan tugas mandiri mata kuliah Darar-Dasar Pendidikan MIPA ini, dengan judul “KEDUDUKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN MIPA”.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Drs.Purwiro Harjati, M.Pd. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya tugas ini.

         Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan tugas ini, untuk itu kritik dan saran sangat penyusun diperlukan demi perbaikan kedepannya. Terakhir kami berharap semoga penyusun makalah ini akan dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya.

                       
                                                                                          Metro, Mei 2011
                                                                                               

                                                                                          Penyusun






ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…….………………………………………………    i
KATA PENGANTAR……………………………………………………   ii
DAFTAR ISI…..…………………………………………………………    iii

BAB  I  PENDAHULUAN……………………………………………....   1
1.1 Latar Belakang………………………………………………..    1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………  2
2.1  Bagan kedudukan eksperimen dalam pembelajaran MIPA..…    2
2.2  Penjelasan isi bagan…………………………………………...   3
1)      Dunia nyata………………………………………………...  3
2)      Inferensi …………………………………………………...  3
3)      Teori ……………………………………………………….  3
4)      Abstraksi …………………………………………………..  4
5)      Konsepsi variable …………………………………………   4
6)      Eksperimen ……………………………………………….   4
7)      Hasil …………………………………..…………………..   5         
8)      Konfirmasi……..………………………………………….   5
2.3  Pengertian kedudukan eksperimen…………………………….  7
2.4  Manfaat ilmu pengetahuan……………………………………   7
2.5  Penjelasan Keterkaitan Antar Komponen-Komponen dalam 
Bagan …………………………………………………………   10
2.6  Contoh eksperimen pengukuran sudut posisi matahari dan suhu
Udara……………………………………………………………….  10


BAB III PENUTUP
KESIMPULAN….……………………………….………………    14

DAFTAR PUSTAKA







iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Di samping itu pula ilmu MIPA merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran MIPA di segala jenjang pendidikan mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu MIPA merupakan produk (pengetahuan yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, dalam penilaian dan pembelajaran harus memperhatikan karakteristik ilmu MIPA sebagai produk dan proses.
Adapun Pengajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain sebagainya. Keberhasilan pengajaran sangat ditentukan manakala pengajaran tersebut mampu mengubah diri peserta didik. Perubahan tersebut dalam arti dapat menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.


1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Bagan Kedudukan Eksperimen dalam Pembelajaran MIPA
           



2
2.2 Penjelasan Isi Bagan
Dari bagan di atas kita ketahui pengertian dari komponen-komponen yang ada pada bagan, diantaranya :
1)      Dunia nyata
Dunia nyata adalah sesuatu yang benar-benar terjadi (bukan hayalannya) di sekeliling kita dalam kehidupan sehari-hari. Dunia nyata adalah tempat mengimplementasikan hasil dari suatu eksperimen. Hasil yang didapatkan dari suatu eksperimen jika itu bermanfaat bagi manusia, maka eksperimen tersebut tidak hanya berhasil, tetapi juga bermanfaat bagi umat manusia yang membutuhkan. Dunia nyata juga sumber dari segala eksperimen sebaab, dunia nyata adalah tempat terjadinya peristiwa peristiwa alam yang kadang sulit untuk dimengerti. Maka dengan itu perlu adanya eksperimen dalam pembelajaran MIPA. Pembelajaran MIPA tidak dapat lepas dari suatu eksperimen karena dalam pembelajaran MIPA sangat banyak pemasalahan yang tidak dapat diselesaikan tanpa adanya eksperimen ( Praktikum ).

2)      Inferensi
Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui (dari hasil eksperimen). Inferensi juga merupakan konklusi logis atau implikasi berdasarkan iunformasi yang tersedia. Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi  dari  fakta  yang  diketahui.  Inferensi  adalah  konklusi  logis  atau  implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar,  proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference  engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base  telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup  akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan. 

3)      Teori
Teori adalah bisa diartikan sebagai segala bentuk hipotesa, dugaan, asumsi dan keyakinan. Teori bisa kita dapatkan dari buku, guru, teman atau orang tua, nenek moyang, atau juga pengalaman orang lain. Bentuknya bisa keyakinan, kepercayaan, asumsi, hipotesis, dugaan, firasat, dan lain lain.
3
Teori adalah suatu dasar terpenting sebelum melakukan eksprimen karena  teori adalah landasan kita melakukan eksperimen. Dengan teori akan terara eksperiman yang akan dilakukan. Teori untuk melakukan suatu eksperimen dapat didapatkan dari berbagai sumber diantaranya :
a. Membaca buku
b. Mengunjungi situs di internet
c. Dari peristiwa yang terjadi di alam
.

4)      Abstraksi
Abstraksi merupakan sebuah proses yang ditempuh pikiran untuk
sampai pada konsep yang bersifat universal. proses ini berangkat dari pengetahuan mengenai obyek individual yang bersifat spasiotemporal  (ruang dan waktu). Pikiran melepaskan sifat individual  dari obyek dan membentuk konsep universal.
Beberapa Pengertian Khusus:
1.      Sesuatu yang dilihat tidak mengacu kepada obyek atau peristiwa khusus. Abstraksi menyajikan secara simbolis atau secara konseptual  serta secara imajinatif sesuaru yang tidak dialami secara  langsung atau konkret.
2.      Hasil akhir dari proses abstraksi. Dengan proses itu kualitas, atau relasi atau ciri dari suatu keseluruhan dipisahkan sebagai  ide dari keseluruhan itu.
3.      Dalam logika tradisional: proses menghasilkan konsep universal dari obyek partikular. Misalnya konsep "manusia" diangkat  dari pria dan wanita yang merupakan obyek partikular.
4.      Aspek atau benruk kognisi yang secara mental menyendirikan  ciri-ciri obyek itu dari yang lain. Baik proses maupun hasil  dari penyendirian tersebut disebut abstraksi.

5)      Konsepsi variabel
Konsepsi variable adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat di pakai untuk menggambarklan berbagai fenomena dengan ciri atau ke khasan yang sama.

6)      Eksperimen
Eksperimen adalah percobaan atau disebut juga eksperimen (dari bahasa Latin
4
: ex-periri yang berarti menguji coba) adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Dalam penelitian ini, sebab dari suatu gejala akan diuji untuk mengetahui apakah sebab (variabel bebas) tersebut mempengaruhi akibat (variabel terikat). Penelitian ini banyak digunakan untuk memperoleh pengetahuan dalam bidang ilmu alam dan psikologi sosial.
Eksperimen adalah pembuktian suatu teori yang telah ditemukan. Hasil dari eksperimen biasanya sesuai dengan teori. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan teori maka ada hal lain yang menyebabkan hasil tidak sesuai dengan teori
diantaranya:
a. Kesalahan dalam proses eksperimen ( Human Error )
b. Keadaan lingkungan yang tidak mendukung

Eksperimen juga merupakan landasan dalam pendekatan empiris untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam ilmu sosial maupun ilmu alam. Dalam kajian keilmuan, eksperimen didefinisikan sebagai metode untuk menyelidiki suatu bidang, memecahkan masalah praktis, dan membuktikan asumsi teoretis.

7)      Hasil
Hasil adalah sesuatu yang didapat dari sebuah eksperimen. Hasil adalah sesuatu yang didapatkan dari proses eksperimen yang telah dilakukan. Hasil dari suatu eksperimen harus dihubungkan kembali dengan teori. Jika hasil sama dengan teori, maka teori benar dan dapat menjadi landasan atau dasar ilmu pengetahuan. Jika hasil tidak sesuai dengan teori, jangan terlebih dahulu memfonis suatu teori itu salah. Harus dilakukan kembali beberapa kali eksperimen. Jika banyak mendapatkan hasi sesuai dengan teori, maka teori benar tetapi jika banyak mendapatkan hasil menyimpang dari teori, maka bisa jadi teori itu salah.

8)      Konfirmasi
Konfirmasi adalah mencocokan atau menghubungkan sesuatu yang di dapat dengan kenyataan yang ada.

5
9)      Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah hasil dari semua proses eksperimen yang telah dilakukan. Dari hubungan teori, eksperimen, hasil dan dunia nyata didapatkan ilmu pengetahuan yang dapat menjadi landasan pendidikan yang benar. Hasil dalam proses eksperimen dalam pembelajaran MIPA menghasilkan produk atau konsep dan sekaligus juga sebagai proses. Dalam proses pembelajaran MIPA, perserta didik harus diajarkakan pula keterampilan proses.

Keterampilan Proses antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pemanasan
    Pemanasan ini dimulai dengan tentang gambaran mental yang dimiliki anak
    didik tentang pokok bahasan yang akan dipelajari.
b. Pengamatan
    Pengamatan atau observasi berarti penggunaan indera yang diperlukan untuk
   
memperoleh informasi sebanyak mungkin.
c. Interpretasi
    Interpretasi adalah pencatatan cirri khas dari suatu objek yang diamati atau
    tahap perkembangan atau kejadian untuk menghubungkan pengamatan yang
    satu dengan yang lain.
d. Peramalan
    Peramalan adalah suatu terkaan bila tidak didasarkan pada hubungan yang
    diketahui ada, melalui observasi hari ini atau masa yang lalu.
e. Aplikasi konsep
    Aplikasi konsep adalah menggunakan konsep yang dipelajari dalam situasi
    yang baru atau menggunakan pengalaman baru sebagaimana timbul dalam
    upaya menterjemahkan apa adanya.
f.  Perencanan
    Perencanaan adalah harus berpedoman dari pertanyaan apa yang harus dijawab
    dengan jelas. Kejelasan tentang ini dan mampu melihat persoalan apa yang
    harus dijawabdalam arti penelitian empirik ataupun penilaian nilai.
G. Komunikasi      
     Komunikasi adalah kegiatan interaksi antara dua orang atau lebih.
6
Dalam eksperimen komunikasi sangatlah diperlukan untuk memperoleh bahan informasi dari orang lain.

2.3  Pengertian Kedudukan Eksperimen dalam Pembelajaran MIPA

A. Pengertian Eksperimen
Eksperimen adalah suatu tindakan untuk menguji atau menguatkan pendapat yang belum diuji kebenarannya untuk menemukan beberapa pengaruh ( prinsip ) yang tidak atau belum diketahui. Dalam pembelajaran MIPA, eksperimen mempunyai peran yang sangat penting untuk menguatkan teori-teori yang sudah ada. Dengan eksperimen, maka kita dapat mengetahui kebenaran dari suatu teori yang sudah ditemukan oleh penemu-penemu teori terdahulu.
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
·         Jangan ubah hipotesis
·         Jangan abaikan hasil eksperimen
·         Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
·         Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
·         Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
B. Tujuan Eksperimen
       Menentukan Variabel yang paling berpengaruh terhadap suatu respon
       Memperoleh keterangan tentang berbagai respon yang akan diberikan oleh sutu objek pada berbagai keadaan tertentu yang ingin diperhatikan
       Memperoleh dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan untuk memecahkan persoalan yang akan dihadapi.
7
Dalam eksperimen ada 3 hal penting yang harus diperhatikan. Hal tersebut antara lain adalah :
       Respon yang diberikan oleh objek
       Keadaan tertentu yang sengaja diciptakan untuk menimbulkan respon
       Keadaan lingkungan serta keragaman alami objek yang dapat mengacaukan pemahaman tentang respon yang terjadi.

2.4  Manfaat ilmu pengetahuan

Pertama, bagaimanapun ilmu pengetahuan memerlukan tolok ukur suatu keberhasilan dengan suatu issue per bagian: apa tujuan dari ilmu pengetahuan? Secara umum, rasionalisme memerlukan alasan strategis yang effektif untuk mencapai tujuan, sehingga pembahasan ilmu pengetahuan yang rasional harus melihat apakah ilmu pengetahuan diduga untuk memenuhi tujuan. Untuk memulai kita dapat memperhatikan antara epistemic dan tujuan praktis ilmu pengetahuan. Kemungkinan tujuan epistemic terdiri dari: pembenaran, penjelasan, dan penetapan empirik. Kemungkinan tujuan praktis terdiri dari peningkatan rasa kesejahteraan melalui kemajuan teknologi. Pandangan ini bahwa ilmu pengetahuan mempunyai semua tujuan itu, tetapi mari memperhatikan pandangan yang lebih ekstrim ini.
Beberapa filosof telah membantah pandangan bahwa dasar epistemic membantu ilmu pengetahuan untuk mencapai pembenaran dan menghindar dari kesalahan (Goldman, 1999). Pada pandangan ini, ilmu pengetahuan adalah rasional untuk berkembang untuk percaya bahwa ilmu pengetahuan cenderung menghasilkan kepercayaan yang benar. Posisi filsafat dari realitas ilmu pengeahuan adalah menjaga, membantu ilmu pengetahuan untuk pembenaran teori dan perkembangan pencapaian, dan menghasilkan beberapa teori yang kesemuanya pada pendekatan terakhir pembenaran. Salah satu dari yang paling terkemuka anti realistik yaitu Bas dan Fraasen, orang yang berargumen bahwa ilmu pengetahuan membantu untuk ketercukupan empirik ilmu pengetahuan seharusnya membuat perkiraan mengenai fenomena penyelidikan tetapi bukan seharusrnya menjadikan salah dan benar. Pandangan antirealistisme ini adalah pada keganjilan akan kepraktisan dan kesukses ilmu pengetahuan. Kebanyakan ilmuwan berbicara dan beraksi
8
jika mereka sedang mencoba keluar dari pikirannya bagaimana dunia ini secara nyata bekerja tidak hanya membuat perkiraan yang tepat saja. Meskipun, keberhasilan teknologi mengesankan ilmu pengetahuan, tetapi hal itu sama sekali misterius kecuali jika teori-teori yang ilmiah membuat mereka mungkin di kira-kira paling sedikit benar. Contohnya, komputer tidak akan memproses jika tidak ada secaranya nyata elektron yang bekerja melalui chips silikonnya.
Tetapi kebenaran bukan hanya sebagai tujuan dari ilmu pengetahuan. Pemenuhan-pemenuhan yang paling mengesankan dari ilmu pengetahuan bukanlah fakta-fakta atau bahkan peraturan umum invidual, teori-teori luas tetapi dapat menjelaskan suatu keaneka ragaman yang besar suatu gejala. Contoh, pada fisika teori relativitas dan kuantum masing-masing memberikan suatu pengetahuan dari banyak gejala, dan dalam biologi teori evolusi dan teori genetik mempunyai berbagai ragam penerapannya. Jadi, dengan demikian suatu bagian terbesar adalah apa yang dilakukan para ilmuwan bekerja keras untuk menghasilkan penjelasan-penjelasan dalam menyatukan banyak fakta yang secara individu tidak sangat menarik. Seorang ilmuwan yang mengarahkan hanya untuk menghimpunkan kebenaran dan menghindari kesalahan akan menjadi bualan dan diremehkan. Karenanya itu ilmu pengetahuan mencoba menjelaskan seperti halnya kebenaran. Tujuan golongan ini tujuan ketercukupan empiris, karena kebanyakan para ilmuwan menguraikan dan meramalkan tentang gejala untuk menemukan apa mereka yang anggap benar dan menjelaskan untuk mereka.
Tetapi ada tujuan praktis juga dimana ilmu pengetahuan dapat memenuhi. Di abad 19 ahli ilmu fisika terkemuka seperti Faraday dan Maxwell diarahkan oleh tujuan proses tentang pemahaman kelistrikan dan gejala magnetis, tetapi pekerjaan mereka membuat mungkin teknologi elektronik yang sekarang memenuhi kehidupan manusia. Penyeledikan teknologi dapat membantu tetapi semakin meningkat dimotivasi oleh penerapan praktis di bidang obat-obatan dan pertanian. Sesuai dengan fokus utama dari pengetahuan kognitif seperti psikologi dan neuroscience telah sedang bermunculan pengetahuan mekanisme berfikir, tetapi di sini pula muncul motivasi dalam hal praktis seperti peningkat;kan pendidikan dan perawatan dari berbagai macam penyakit mental. Ini bukanlah untuk mengatakan bahwa setiap ilmuwan harus mempunyai tujuan, karena
9
banyak ilmuwan bekerja jauh dari bidang-bidang terapan, tetapi ilmu pengetahuan sebagai keseluruhan telah membuat dan perlu secara menerus untuk menyumbangkan teknologi.
Pandangan lebih kritis pada tujuan praktis ilmu pengetahuan bersifat masih ada. Hal itu telah diklaim bahwa ilmu pengetahuan berfungsi sebagian besar untuk membantu memelihara kekuasaan yang dominan baik ekonomi dan politis dengan menyediakan ideologi dan teknologi untuk mencegah pemberontakan masyarakatan yang tertindas. Klaim ini adalah suatu pernyataan berlebihan, tetapi tidak ada pertanyaan bahwa produk riset ilmiah dapat memberi efek tidak diinginkan, sebagai contoh, pemakaian teori-teori yang meragukan dari keunggulan rasial untuk membenarkan kebijakan sosial dan pemakaian teknologi yang dikedepankan yang hasilnya senjata pembinasaan. Tetapi perkataan bahwa tujuan ilmu pengetahuan adalah kebenaran, penjelasan, dan kesejahteraan manusia tidak menyiratkan dimana tujuan ini selalu tercapai, hanya saja tujuan adalah mengarahkan bahwa ilmu pengetahuan secara umum dikerjakan dan harus dipunyai.
2.5  Penjelasan Keterkaitan Antar Komponen-Komponen dalam  Bagan
Teori mempunyai keterkaitan dengan dunia nyata. Begitu pula dunia nyata mempunyai keterkaitan dengan teori. Teori-teori yang muncul merupakan dugaan-dugaan asumsi, hipotesis mengenai kejadian-kejadian yang muncul di dunia nyata. Teori-teori yang muncul merupakan bagian dari kejadian di dunia nyata yang kebenarannya belum dibuktikan. Untuk membuktikan kebenaran teori ini diperlukan eksperimen mengenai teori yang akan dibuktikan. Tanpa di uji maka teori itu akan sia-sia karena belum terbukti kebenarannya. Kejadian di dunia nyata diabstraksikan melalui penelitian atau eksperimen untuk membuktikan kebenaran teori. Dari eksperimen tersebut di peroleh hasil yang kemudian hasil tersebut akan dikonfirmasikan atau di cocokan dengan teori awal. Apabila teori tersebut tidak sesuai dengan hasil eksperimen maka teori akan gugur. Dan sebaliknya apabila teori sesuai dengan hasil eksperimen maka teori tersebut menjadi ilmu pengetahuan yang baru yang bisa dijadikan sebagai materi pembelajaran dalam pendidikan IPA. Hasil eksperimen diaplikasikan pada dunia nyata sesuai dengan cakupan masalah dari hasil eksperimen yang dilakukan.
10
2.6  Contoh Eksperimen Pengukuran Sudut Posisi Matahari Dan Suhu Udara
Abstrak pengaruh posisi matahari terhadap suhu udara
Tujuan dari proyek ilmiah ini adalah untuk mencari tahu apakah posisi matahari pada siang hari berpengaruh pada suhu udara. Eksperimen melibatkan pengukuran suhu udara dan sudut posisi matahari Dari jam 08:00 hingga 16:00. Sudut posisi yang diperhitungkan adalah sudut lancip yang dibentuk oleh sinar matahari terhadap arah horizontal dan pengukuran dilakukan setiap selang 10o
Hasil eksperimen mendukung hipotesis yang diajukan, yaitu suhu udara bertambah dengan membesarnya sudut posisi matahari, mencapai maksimum pada sudut posisi ,atahari sinar matahari pada suatu daerah luasan tertentu semakin terkonsentrasi sehingga suhu udara pada daerah tersebut semakin meningkat.
Teori
Dalam sistem tatasurya (Galileo, 1650) bumi berevolusi mengelilingi matahari dengan waktu revolusi satu tahun. Bersamaan dengan gerak revolusi, bumi juga berotasi terhadap sumbunya dengan waktu rotasi satu hari. Rotasi bumi terhadap sumbu inilah yang menghasilkan siang dan malam. Telah diketahui bahwa sumbu rotasi bumi ternyata tidak tepat sejajar atau tegak lurus terhadap bidang revolusi bumi, melainkan membentuk sudut sekitar 66,5 derajat terhadap bidang revolusi (Tom and Jerry, 1854). Sebagai akibatnya dalam selang waktu satu tahun terjadi pergantian musim. Dalam satu tahun pada daerah sub-tropis terjadi empat macam musim, sedangkan pada daerah ekuator terjadi dua macam musim.    
Pada sebagian besar daerah di bumi, selama setengah hari (dari pagi hingga sore) suhu udara umumnya berubah cukup besar, tetapi perubahan suhu dari hari yang satu ke hari berikutnya pada waktu yang sama umumnya relatif kecil. Meskipun demikian, pada daerah-daerah tertentu suhu berubah secara signifikan dalam satu tahun sehingga menghasilkan berbagai musim (Bagong, 2004). Hal ini umumnya terjadi pada daerah-daerah dengan garis lintang yang besar (daerah sub-tropis) dan tidak teramati pada daerah-daerah di dekat ekuator. Di daerah ekuator perubahan suhu pada waktu yang sama
11
tetapi pada hari yang berbeda dapat dikatan kecil sekali. Perubahan suhu yang signifikan hanya terjadi selama setengah hari (dari pagi hingga sore). Hal ini menarik untuk diselidiki penyebabnya: mengapa suhu udara yang dipanaskan oleh sinar matahari berubah cukup signifikan dalam rentang waktu dari pagi hingga sore, padahal jarak bumi ke matahari dalam rentang waktu tersebut dapat dianggap konstan? 
Karena selama rentang waktu dari pagi hingga sore hari posisi matahari berubah maka sebelum dilakukan eksperimen untuk mengetahui penyebab perubahan suhu udara maka diajukan hipotesis bahwa suhu udara meningkat dengan membesarnya sudut posisi matahari. Untuk menguji hipotesis ini akan dilakukan eksperimen yang dilakukan pada daerah ekuator dan dilakukan selama sepuluh hari dalam bulan Maret. 
Tujuan eksperimen
    Untuk menentukan hubungan antara sudut posisi matahari dan suhu udara di daerah ekuator.
Bahan
·         papan softboard
·         kawat lurus (jeruji) vertikal (10 cm)
·         benang 
·         paku 
·         busur derajat
·         jam  
·         termometer
Prosedur pelaksanaan eksperimen
    Pada hari-hari yang cerah (tanpa awan) lakukan percobaan berikut:
1.      Rangkai bahan-bahan di atas seperti pada gambar; kawat vertikal di tengah papan softboard.
2.      Tandai tempat-tempat yang arahnya ke puncak kawat vertikal membentuk sudut 30, 40, 50, ..., 90, 80, 70, ..., 30 derajat terhadap horizontal sebagai titik A, B, C, ..., G, H, I, ..., N.
12
3.      Letakkan rangkaian alat di tempat terbuka yang langsung terkena sinar matahari.
4.      Catat suhu udara dan waktu ketika ujung bayangan kawat vertikal berimpit dengan titik A, B, C, ..., N.
5.      Ulangi langkah 1 - 5 di atas di tempat yang sama selama 10 hari (tidak harus berurutan). Pada setiap percobaan jangan lupa mencatat tanggal pengambilan data. 
  Sudut posisi matahari  
 (derajat)
Waktu 
    (rata-rata)    
 Rata-rata suhu udara  
(derajat Celcius)
30
08:12
29,2
40
08.45
30,2
50
09:23
31,0
60
10:03
32,7
70
10:47
33,4
80
11:36
33,9
90
12:27
34,3
80
13:15
34,1
70
13:57
33,7
60
14:38
33,0
50
15:15
31,2
40
15:47
30,5
30
16:19
29,4
Data

 

   













13
Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan di daerah ekuator selama 10 hari pada bulan Maret, ternyata bahwa suhu udara meningkat dengan bertambahnya sudut posisi matahari dan mencapai maksimum pada saat sudut posisi matahari 90 derajat. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Meskipun jarak bumi ke matahari dapat dianggap konstan namun pemanasan udara oleh sinar matahari terkait dengan volume udara dalam atmosfer yang dilalui oleh sinar matahari. Untuk sejumlah sinar matahari yang sama, pemanasan efektif terjadi jika arah sinar matahari vertikal (sudut posisi matahari 90 derajat) karena tebal (tinggi) udara yang dilewati sinar minimum sehingga volume udara juga minimum pula. Akibatnya kenaikan suhu akibat pemanasan mencapai maksimum.



14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kedudukan eksperimen dalam pembelajaran MIPA sangat penting dan saling berkaitan dan saling berpengaruh antara satu dengan lain karena MIPA merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala yang terjadi di alam. Eksperimen menjadi wajib dalam MIPA karena telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.




15
DAFTAR PUSTAKA
           
Adelia.2011.Percobaan.(online).http://id.wikipedia.org/wiki/Percobaan
Diakses 06 Mei 2011. Pukul 16.15 wib.

Anonimus.2011.Eksperimen dalam MIPA.(online).
Diakses 06 Mei 2011. Pukul 16.27 wib.

Anonimus.2010.Kedudukan Eksperimen dalam Pembelajaran MIPA.(online).
Diakses 06 Mei 2011. Pukul 16.08 wib.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.