PENGERTIAN BELAJAR
PENDAHULUAN
I.1 PENGERTIAN BELAJAR
I.1.A Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia :
Belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
I.1.B Pengertian belajar menurut beberapa ahli :
1. Menurut
james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka
Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman.
2. Winkel,
belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
4. Howard
L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta;
1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan.
5. Drs.
Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta;
1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan
lingkungannya.
6. (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
7. R.
Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
hal 22. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku
8. Herbart
(swiss) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan
dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafaln
9. Robert
M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa:
Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a
period time, and which is not simply ascribable to process a groeth.
Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah
belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses
pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh
faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling
berinteraksi.
10. Lester
D. Crow and Alice Crow (WWW. Google.com) Belajar adalah acuquisition of
habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk
memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
11. Ngalim
Purwanto (1992) (WWW. Google.com) Belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu
latihan atau pengalaman.
I.2 CIRI-CIRI BELAJAR
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya
kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan
sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan
tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak
karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginan untuk belajar:
1. Adanya dorongan rasa ingin tahu
2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.
3. Mengutip
dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari
atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai
aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
8. Untuk mengisi waktu luang.
I.3 JENIS-JENIS BELAJAR
I.3.A Menurut Robert M. Gagne
Manusia
memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena
itu banyak tipre-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada
delapan tipe belajar :
1. Belajar
isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi
sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan
respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu
seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan
bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.
2. Belajar
stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap
stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan
(reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping).
Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau
gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru
member pertanyaan kemudian murid menjawab.
3. Belajar
merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat
gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak
dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang
dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai
tujuannya.
4. Belajar
asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar
menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang
atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat.
Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan
alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
5. Belajar
membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang
berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu
seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata
atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi
masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah
bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti
kotak kardus, kubus, dsb.
6. Belajar
konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau
menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu
konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya
yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori.
Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam
kuliah mekanika teknik.
7. Belajar
dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk
menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa
konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat.
Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak
mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman
diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
8. Belajar
memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar
yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga
terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu
seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya
untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari
masalah tersebut.
Selain
delapan jenis belajar, Gagne juga membuat semacam sistematika jenis
belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil
belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu katagori. Kelima hal
tersebut adalah :
1. keterampilan
intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan
lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.
2. informasi
verbal : seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta
atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara
menggambar.
3. strategi kognitif : kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir.
4. keterampilan
motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam
urutan tertentu (organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme
yaitu gerakan berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan
luwes.
5. sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.
I.3.B Menurut Bloom
Benyamin
S. Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus
konseptaksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan
berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga dmain
belajar yaitu :
1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah
kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis
yang bias diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini tediri dari:
Ø Pengetahuan (Knowledge).
Ø Pemahaman (Comprehension).
Ø Penerapan (Aplication)
Ø Penguraian (Analysis).
Ø Memadukan (Synthesis).
Ø Penilaian (Evaluation).
2. Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah
kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan,
minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini
terdiri dari:
Ø Penerimaan (receiving/attending).
Ø Sambutan (responding).
Ø Penilaian (valuing).
Ø Pengorganisasian (organization).
Ø Karakterisasi (characterization)
3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:
Ø Kesiapan (set)
Ø Meniru (imitation)
Ø Membiasakan (habitual)
Ø Adaptasi (adaption)
I.3.C Penggabungan Dari Tiga Ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
1. Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
2. Belajar Kognitif.
Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah
mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui
tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat
mental.
3. Belajar Menghafal.
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam
ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara
harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang
nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
4. Belajar Teoritis. Bentuk
belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta
{pengetahuan} dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat
difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam
bidang-bidang studi ilmiah.
5. Belajar Konsep.
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek
yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu
mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga
objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
6. Belajar Kaidah.
Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual
{intellectual skill}, yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah
adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk
suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.
7. Belajar Berpikir.
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus
dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam
pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya
menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.
Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
Ø Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah.
Ø Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
Ø Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan.
Ø Mencari
hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian
hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji, agar dapat ditentukan untuk
diterima atau ditolak.
Ø Penerapan
pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sabagai
pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada
kesimpulan.
Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
Ø Kesadaran akan adanya masalah.
Ø Merumuskan masalah.
Ø Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis.
Ø Menguji hipotesis-hipotesis itu.
Ø Menerima hipotesis yang benar.
1.3.D Menurut UNESCO
UNESCO
telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat
pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1. Learning
to know. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar,
dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya
dan siapa yang belajar.
2. Learning
to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu
mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini
menekankan perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan dengan dunia
kerja.
3. Learning
to live together. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar
mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya,
dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
4. Learning
to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara
maksimal. Setiap individu didorong untuk berkembang dan
mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan mengenal
jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan
kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.
I.4 PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Istilah
pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.
Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat
terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal
lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam
kelas.
1.4.A Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia :
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
1.4.B Pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli :
1. Duffy
dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja
melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru
untuk mencapai tujuan kurikulum.
2. Gagne
dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa
yang bersifat internal.
I.5 CIRI-CIRI PEMBELAJARAN
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
1. merupakan upaya sadar dan disengaja
2. pembelajaran harus membuat siswa belajar
3. tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya
1.6 PEMBELAJARAN, PENGAJARAN, PEMELAJAR, DAN PEMBELAJAR
Pembelajaran
adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang
berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung
dialami siswa (Winkel,1991)
Pengajaran
adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal
mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang
pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S,
Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Pengajaran
adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan
kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan
mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling
mempengaruhi antara guru dan siswa.
Pemelajar adalah orang yang melakukan pengajaran.
Pembelajar adalah orang yang melakukan pembelajaran.
Perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran:
NO
|
Pengajaran
|
Pembelajaran
|
1
|
Dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi sebagai pengajar
|
Dilaksanakan oleh mereka yang dapat membuat orang belajar
|
2
|
Tujuannya menyampaikan informasi kepada si belajar
|
Tujuannya agar terjadi belajar pada diri siswa
|
3
|
Merupakan salah satu penerapan strategi pembelajaran
|
Merupakan cara untuk mengembangkan rencana yang terorganisasi untuk keperluan belajar.
|
4
|
Kegiatan belajar berlangsung bila ada guru atau pengajar
|
Kegiatan belajar dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru
|
1.7 PRINSIP PEMBELAJARAN MENURUT GAGNE DAN ATWI SUPARMAN
Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974), sebagai berikut :
1. Respon-respon baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi sebelumnya.
2. Perilaku
tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah
pengaruh kondisi atau tanda-tanda dilingkungan siswa.
3. Perilaku
yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang
frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.
4. Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.
5. Belajar
menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu
yang kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah.
6. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama proses siswa belajar.
7. Kegiatan
belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan
balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa.
8. Kebutuhan memecah materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkan dalam suatu model.
9. Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
10. Belajar
akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi
tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya.
11. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat.
12. Dengan
persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan
kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya
untuk membuat respon yang benar.
Dalam
buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip
yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai
berikut:
1. Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives) : memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning) : merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan.
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan pertanyaan-pertanyaan yamng membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
6. memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance) ; siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
7. memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.
8. Menilai hasil belajar (assessing performance) :memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer):
merangsang kamampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan
rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah
dipelajari.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI BELAJAR
Menurut
analisis penulis, Belajar merupakan proses yang aktif untuk memahami
hal-hal baru dengan pengetahuan yang kita miliki. Di sini terjadi
penyesuaian dari pengetahuan yang sudah kita miliki dengan pengetahuan
baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi terhadap
informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih
relevan atau kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan
perkembangan zaman.
Sebagaimana
dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan
manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau
langkah-langkah (manners or operation) khusus yang dengannya beberapa
perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988,
dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat
diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan
perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam
diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi
ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian
tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses
menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.
Ada
banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang
ditentukan oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban
manusia itupun tergantung dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga
memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok umat manusia
di tengah persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain yang
lebih dahulu maju karena belajar.
Kemajuan
hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk
membuat senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa
manfaat namun dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif
dari hasil belajar namun kegiatan belajar memiliki arti penting yaitu
dengan belajar seseorang dapat mempertahankan dirinya untuk tetap
bertahan hidup dari segala macam gangguan baik yang datang dari dalam
dirinya maupun juga yang datang dari luar dirinya.
II.2 JENIS-JENIS BELAJAR
Bedasarkan
teori-teori yang telah dipaparkan dalam BAB I, banyak cara dalam
melakukan proses balajar . Di dalam proses belajar terdapat berbagai
macam jenis belajar. Jenis-jenis belajar menurut Gagne terbagi menjadi 8
jenis yaitu Belajar isyarat (signal learning), Belajar stimulus respon,
Belajar merantaikan (chaining), Belajar asosiasi verbal (verbal
Association), Belajar membedakan (discrimination), Belajar konsep
(concept learning), Belajar dalil (rule learning), Belajar memecahkan
masalah (problem solving).
Dari
kedelapan jenis tersebut dapat menumbuhkembangkan perilaku kognitif
yang mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis
dan evaluasi. Selain dari kognititf aspek avektif dan psikomotor
sesorang juga tumbuh. Aspek afektif mencakup Penerimaan, Sambutan, Penilaian, Pengorganisasian, Karakterisasi. Sedangkan psikomotor mencakup Kesiapan (set), Meniru (imitation), Membiasakan (habitual), Adaptasi (adaption). Dari tumbuhnya ketiga aspek tersebut barulah seseorang dapat dikatakan telah mencapai tujuan dari belajar.
Belajar kognitif
dimana adalah belajar yang berkaitan dengan aspek intelektual.
Kompetensi kawasan kognitif meliputi menghafal, memahami,
mengaplikasikan,menganalsis, mensitesakan dan menilai pengalaman
belajar. Pengalaman belajar untuk kegiatan hafalan dapat berupa berlatih
menghafal misalnya menggunakan jembatan ingatan yaitu dengan
dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau sebagainya yang biasa
ditemukan dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk mengingat
hafalan kita. Jenis materi pembelajaran yang perlu dihafal dapat berupa
fakta,konsep,prinsip, dan procedure. Pengalaman belajar untuk tingkat
pemahaman dilakukan dengan membandingkan, mengidentifikasikan
karakteristik dan sebagainya. Pengalaman belajar tingkatan
aplikasi dilakukan dengan jalan menerapkan rumus dalil atau prinsip
terhadap kasus nyata yang terjadi di lapangan. Pengalaman belajar
tingkatan sintesis dilakukan dengan memadukan berbagai unsure atau
komponen,menyusun membentuk bangunan, menggambar dan sebagainya.
Pengalaman belajar untuk mencapai kemampuan dasar tingkatan penilaian
dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap objek studi menggunakan
criteria tertentu.
Berkaitan
dengan kawasan afektif, pengalaman belajar yang perlu dilakukan agar
siswa mencapai tingkatan kompetensi afektif yaitu dengan mengamati dan
menirukan contoh/model, mendatangi objek studi yang dapat memupuk
pertumbuhan nilai, berbuat atau berpartisipasi aktif sesuai dengan
tuntutan nilai yang dipelajari dan sebagainya.
Untuk
kawasan psikomotor, pengalaman belajar yang dapat dilakukan untuk
mencapai kompetensi ini adalah berlatih dengan frekuensi tinggi dan
intensif, latihan menirukan, menstimulasikan, mendemonstrasikan, gerakan
yang ingin dikuasai.
1I.3 PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN
Proses
pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta dapat berlaku
di manapun dan kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah
yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik. Pada dasarnya Pembelajaran mempunyai pengertian yang
mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru
mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan
peserta didik. Di dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan atau tanpa
hadirnya guru.
Dalam
proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat mendorong
tercapainya tujuan utama dari proses pembelajaran yang ditandai dengan
adanya perubahan perilaku. Proses belajar dapat terjadi baik secara
alamiah maupun direkayasa. Proses balajar secara alamiah biasanya
terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan oleh setiap orang dan
kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses belajar yang
direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas
dan telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam proses ini metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai. Dalam hal ini proses belajar yang direkayasa yang lebih
memungkinkan tercapainya perubahan perilaku karena ada rancangan yang
berisi metode dan alat pendukung.
Dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran harus
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar pada peserta didik.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Oleh karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan
kepada pengajar, khususnya siswa agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara professional. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk
mencapai kompetensi dasar. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus
sesuai dengan kirarki konsep materi pembelajaran, dan rumusan pernyataan
dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsure penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa
dan materi.
II.4 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Dalam
melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu
diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran
dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi
terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam pembelajaran.
Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses pengembangan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh hasil yang
lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang
efektif dan efisien, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne dan Atwi Suparman.
Pembelajaran
yang efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur pemanasan dan
apersepsi, eksplorasi, konsolidaesi pembelajaran, pembentukan
kompetensi; sikap dan perilaku, penilaian formatif.
Pada
dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan
siswa, keterlibatan langsung, pengulangan belajar, materi belajar yang
merangsang dan menantang, penguatan kepada siswa dan aspek psikologi
lain.
Perhatian,
dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian.
Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar
siswa berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang
diajarkan.
Motivasi,
Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya
memotivasi siswa. Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal
saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa terpusat pada materi
pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi
sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar siswa dapa
mengikuti pelajaran dengan baik.
Keaktifan
siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses
belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan
konsep-konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung.
Dalam hal ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas
siswa.
Keterlibatan
langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah
penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya
siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih
dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pengulangan
belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara
singkat. Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri
yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena itu guru harus melakukan
sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar.
Materi
pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan
tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari
gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi
sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk
mempelajarinya.
Balikan
atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai
efek yang besar jika sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan
siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan
penghargaan.
Aspek-aspek
psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda.
Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan
mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu
memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut
misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Belajar
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan
tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut
aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.
Adapun Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya
kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan
sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan
tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak
karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Pembelajaran
adalah kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang
ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Jenis-jenis belajar menurut Robert M. Gagne :
1. Belajar isyarat (signal learning).
2. Belajar stimulus respon.
3. Belajar merantaikan (chaining).
4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association).
5. Belajar membedakan (discrimination
6. Belajar konsep (concept learning).
7. Belajar dalil (rule learning).
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving).
Jenis-jenis belajar menurut Benyamin S. Bloom :
1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif).
2. Affective Domain (Kawasan afektif).
3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik).
Jenis-jenis belajar penggabungan dari tiga ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren) :
1. Belajar Arti Kata-kata.
2. Belajar Kognitif.
3. Belajar Menghafal.
4. Belajar Teoritis.
5. Belajar Konsep.
6. Belajar Kaidah
7. Belajar Berpikir
Prinsip-prinsip belajar menurut Gagne :
1. Menarik perhatian (gaining attention)
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning)
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)
6. memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance)
7. memberikan balikan (providing feedback)
8. Menilai hasil belajar (assessing performance)
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.