Jumat, 23 September 2011


TUGAS KELOMPOK
BIOLOGI UMUM
Diampu oleh Bapak
 1. Dr. Handoko Santoso, M.Pd.
2. Drs.Anak Agung Oka, M.Pd.

Tentang
PENGAYAAN POKOK BAHASAN



Oleh
NO
NAMA
NPM
PARAF
1.
Darma Irawan
10311698
1.
2.
Yeni Arista
10311669
2.
3.
Desy Alvianti
10311701
3.
4.
Ahmad Ali Hamzah
10311683
4.
5.
Defan Panggih Pambudi
10311699
5.
6.
Septi Puspitasari
10311653
6.

PENDIDIKAN MATEMATIKA
KELAS B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2010





KATA  PENGANTAR

          Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang sampai saat ini masih memberikan limpahan kasih sayangnya kepada kita dan khususnya kepada kami karena dapat menyelesaikan tugas mandiri mata kuliah Biologi Umum ini,dengan judul “PENGAYAAN POKOK BAHASAN”.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Handoko Santoso, M.Pd dan Drs.Anak Agung Oka, M.Pd. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya tugas ini.
         Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan tugas ini, untuk itu kritik dan saran sangat penyusun perlukan demi perbaikan kedepannya. Terahir kami berharap semoga penyusun makalah ini akan dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami.



                       
                                                                                          Metro, Desember 2010
                                                                                               
                                                                                         
                                                                                          Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…….………………………………………………….i
KATA PENGANTAR………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…..……………………………………………………………iii

BAB  I  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang………………………………………………...   1
1.2  Tujuan………………………………………………………….  1

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Metode Ilmiah………………………………...………………   2
2.2  Kehidupan Tingkat Sel…..…………………...……………….   5
2.3   Kehidupan Tingkat Individu dan Populasi……………………  14
2.4  Kehidupan Tingkat Komunitas …..……………….…………..   17
2.5  Kehidupan Tingkat Ekosistem…………………………………  19
2.6  Keanekaragaman Makhluk Hidup…………………………….   22
2.7  Pewarisan Sifat: Hukum Dominan pada Monohibrid dan Dihibrid………………………………………………………..   27
2.8  Sifat Intermediat dan Sifat Kodominan……………………….  30
2.9  Pewarisan Sifat: Hukum Segresi, Perkawinan Balik“backcross”
dan Uji Silang “testcross”……………………………………...  31
2.10          Perkembangbiakan Secara Vegetatif………………………  33       
2.11          Perkembangbiakan Secara Generatif………………………  35
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN….……………………………….………………    39
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….   41



                                                         BAB I                                               
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada makalah ini kita akan membahas tentang pengayaan pokok bahasan pada mata kuliah biologi umum. Hal lainya adalah penjelasan tentang pengertian dan hal-hal yang berkaitan pada setiap pokok bahasan.
Pengenalan  tentang butir-butir yang dibahas dalam  makalah ini akan membantu kita dalam  memperluas wawasan dan pemahaman tentang biologi pada umumnya yang secara khusus akan membahas sebelas pokok bahasan yaitu tentang Metode Ilmiah, Kehidupan Tingkat Sel, Kehidupan Tingkat Individu dan Populasi, Kehidupan Tingkat Komunitas, Kehidupan Tingkat Ekosistem, Keanekaragaman Makhluk Hidup, Pewarisan Sifat: Hukum Dominan pada Monohibrid dan Dihibrid, Sifat Intermediat dan Sifat Kodominan, Pewarisan Sifat: Hukum Segresi, Perkawinan Balik“backcross” dan Uji Silang “testcross”, Perkembangbiakan Secara Vegetatif,  dan Perkembangbiakan Secara Generatif.
1.2 Tujuan
1.      Merencanakan percobaan dalam bidang biologi dengan pendekatan ilmiah.
2.      Menganalisis perbedaan struktur kehidupan antara tingkat sel individu populasi dan komunitas serta ekosistem.
3.      Menunjukkan bukti-bukti adanya keanekaragaman makhluk hidup.
4.      Menjelaskan prinsip-prinsip pewarisan sifat menurut Hukum Mendel.
5.      Melakukan rekayasa perkembangbiakan pada tanaman.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Metode Ilmiah
A.    Pengertian Metode Ilmiah
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi

B.     Pelaksanaan metode ilmiah
Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi tujuh tahap, yaitu :


1.      Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2.      Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3.      Menyusun hipotesis.Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4.      Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5.      Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan.Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
6.      Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
7.      Menulis laporan Ilmiah.Untuk mengkomunikasikan hasil penelitian kepada orang lain sehingga orang lain tahu bahwa kita telah melakukan suatu penelitian ilmiah.
Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :
1.      Rasa ingin tahu
2.      Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
3.      Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
4.      Tekun (tidak putus asa)
5.      Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
6.      Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)
C.     Penelitian / Riset
Salah satu hal yang penting dalam dunia ilmu adalah penelitian (research). Research berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari, sehingga research atau penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Research, menurut The Advanced Learner’s Dictionary of Current English (1961) ialah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan.
Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1969) riset adalah suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat disampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Ciri-ciri riset adalah sebagai berikut, yaitu bahwa riset: (Abisujak, 1981)
1.      Dilakukan dengan cara-cara yang sistematik dan seksama.
2.      Bertujuan meningkatkan, memdofikasi dan mengembangkan pengetahuaN(menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan)
3.       Dilakukan melalui pencarian fakta yang nyata
4.      Dapat disampaikan (dikomunikasikan) oleh peneliti lain
5.      Dapat diuji kebenarannya (diverifikasi) oleh peneliti lain

D.    Penelitian Ilmiah
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu:
1.      Sistematik, Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2.      Logis, Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3.      Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
4.      Obyektif, artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
5.      Replikatif, artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

E.     Jenis-Jenis Penelitian Ilmiah
Ada tiga tingkatan penelitian ilmiah untuk sampai kepada perwujudan ilmu/teori,yaitu :
1.      Penelitian Eksploratif,Penelitian ekploratif adalah penelitian dalam untuk upaya mencari masalah/menjajagi masalah.
2.      Penelitian Pengembangan
3.      Penelitian Verifikasi
2.2. Kehidupan Tingkat Sel
       A.PENGERTIAN SEL
Setiap makhluk hidup tersusun dari bagian-bagian terkecil yang masing-masing bagian memiliki fungsi tertentu untuk dapat menunjang kehidupannya. Bagian terkecil ini disebut Sel.
Jadi, Sel adalah unit atau satuan struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup.
Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.   Bersel satu (uniseluler)
b.   Bersel banyak (multiseluler)

       B. ANATOMI DAN STRUKTUR SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1.      Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma)
(Plasmalemma)Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawaProtein). Lipoprotein ini tersusun atas tiga lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah Protein – Lipid – Protein Þ Trilaminer Layer.
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain. Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Hal-hal pokok yang menyertai membran sel antara lain:
Ø      bagian luar sel yg melindungi sel
Ø      berfungsi mengatur keluar masuknya zat
Ø      bersifat semipermeabel (hanya dapat dilalui oleh air)
Ø      Terdapat pada sel hewan dan tumbuhan

2.      Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Hal-hal pokok yang menyertai sitoplasma antara lain:
Ø      Cairan kental yg berada di antara membran sel dan inti sel
Ø      Terdapat vakuola dan organel sel di dalamnya (badan golgi, riboson, reticulum endoplasma, dan sentrosom pada hewan,  plastida pada tumbuhan)
Ø      Jarang ditemukan pada hewan multiseluler
                 Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).Organel Sel tersebut antara lain :
a.       Retikulum Endoplasma (RE.) yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu :• RE. Granuler (Rough E.R)• RE. Agranuler (Smooth E.R). Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Fungsi Retikulum Endoplasma:
·         Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol

          Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
(RE kasar)
           Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati
(RE kasar dan RE halus)
• Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
• Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain    (RE kasar dan RE halus)
b. Ribosom (Ergastoplasma), Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House), Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan KristaFungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan “The Power House”. Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria.

Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT)
d. Lisosom, Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya itu bernama Lisozym. Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi. Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang dihasilkan tanaman.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom) Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
Fungsi badan golgi:
1.      Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2.      Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
3.      Membentuk dinding sel tumbuhan

4.      Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5.      Tempat untuk memodifikasi protein.
6.      Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel.
7.      Untuk membentuk lisosom
f. Sentrosom (Sentriol) Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan).
Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan hijau.
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen.
h. Vakuola (RonggaSel) Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut TonoplasVakuola. Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel. Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel. Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia.
i. Mikrotubulus Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.k. Peroksisom (Badan Mikro). Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3.      Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian antara lain : • Selaput Inti (Karioteka)• Nukleoplasma (Kariolimfa)• Kromatin / Kromosom • Nukleolus(anak inti).Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :• Sel Prokariotik sel yang tidak memiliki selaput inti, misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru.• Sel Eukariotik merupakan jenis sel yang memiliki selaput inti. Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Hal-hal pokok yang menyertai inti sel antara lain:
Ø      Umumnya berbentuk bulat atau lonjong
Ø      Terletak agak di tengah sel
Ø      Berfungsi sbg pusat pengatur seluruh kegiatan sel
Ø      Di dalamnya terdapat plasma yg disebut nukleoplasma. Di dalam inti sel terdapat kromosom yg mengandung gen (DNA)
Ø      Terdapat pada sel hewan dan tumbuhan

      C.SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN
            Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut: 
Sel tumbuhan
Sel hewan
Sel bakteri
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.
Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
Sel bakteri sangat kecil.
Mempunyai bentuk yang tetap.
Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
Mempunyai bentuk yang tetap.
Mempunyai dinding sel [cell wall] dari selulosa.
Tidak mempunyai dinding sel [cell wall].
Mempunyai dinding sel [cell wall] dari lipoprotein.
Mempunyai plastida.
Tidak mempunyai plastida.
Tidak mempunyai plastida.
Mempunyai vakuola [vacuole] atau rongga sel yang besar.
Tidak mempunyai vakuola [vacuole], walaupun kadang-kadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel atau [vesicle].
Tidak mempunyai vakuola.
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati.
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.
-
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].
Mempunyai sentrosom [centrosome].
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].
Tidak memiliki lisosom [lysosome].
Memiliki lisosom [lysosome].

Nukleus lebih kecil daripada vakuola.
Nukleus lebih besar daripada vesikel.
Tidak memiliki nukleus dalam arti sebenarnya.

       D. KOMPONEN KIMIA SEL
Secara struktural, sel merupakan penyusun makhluk hidup. Seluruh kegiatan kehidupan sel merupakan akibat dari reaksi-reaksi kimia yang berlangsung didalam sel. Senyawa kimia penysun sel disebut protoplasma, yang merupakan substasi yang kompleks. Meskipun sebagian besar protoplasma terdiri dari air, tetapi bahan yang memberi cirri pada struturnya ialah protein. Unsure-unsur kimia penyusun protoplasma terdapat dalam bentuk senyawa kimia, baik senyawa organic maupun senyawa anorganik. Senyawa organic dalam protoplasma berupa karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.
1.      KARBOHIDRAT
·         Unsur     :  Karbon (C), Fosfor (P), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N).
·         Sumber : Umbi-umbian, jagung, beras, roti, dll.
·         Klasifikasi : Monosakarida, Disakarida, Polisakarida.
·         Fungsi :  Sebagai sumber dan cadangan energi.
2.      LEMAK (Lipid)
·         Unsur  :  Karbon (C), Fosfor (P), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N).
·         Sumber  :  Daging, susu, telur, mentega, keju, kelapa dan kacang.
·         Klasifikasi : Asam Lemak dan Gliserol.
·         Fungsi  :  Penghasil kalori dan pelindung alat-alat tubuh dan tubuh dari suhu rendah.
3.      PROTEIN
·         Unsur  :  Karbon (C), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N).
·         Sumber  :  Daging, susu, telur, mentega, keju, kelapa dan kacang.
·         Klasifikasi  :  Albumin, Globulin, Glikoprotein, Nukleoprotein, Lipoprotein dan Kromoprotein.

·         Fungsi : Penghasil energi dan menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
4.      ASAM NUKLEAT
·         Unsur  :  Karbon (C), Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N).
·         Sumber  :  Seluruh bahan makanan.
·         Klasifikasi  :  Ribonukleat (RNA) dan Deoksiribonukleat (DNA).
·         Fungsi :  Mengontrol aktifitas sel dan membawa informasi genetic.
2.3. Kehidupan Tingkat Individu dan Populasi
        A. INDIVIDU
Setiap jenis makhluk hidup terdiri atas beberapa individu. Individu ialah sebutan untuk setiap makhluk hidup tunggal seperti seekor ikan, seekor katak, setangkai teratai, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organism harus memiliki struktur khusus seperti: duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan.
Istilah individu berasal dari bahasa Latin individum yang berarti tidak dapat dibagi. Sebagai gambaran adalah sebagai berikut.
1.      Seekor ayam adalah individu. Bila seekor ayam itu dipotong dan dibelah menjadi dua, masing-masing potongan tersebut tidak dapat disebut individu.
2.      Sebatang ketela pohon adalah individu. Bila dipotong-potong, maka setiap potongan tersebut tidak dapat disebut individu. Tetapi bila setiap potongan ditanam dan kenudian tumbuh, maka tiap-tiap potongan yang telah tumbuh dapat disebut individu.
Individu artinya tidak dapat dibagi namun dapat dilihat, diukur, dihitung, dan dipakai dalam percobaan. Dari individu dapat dikumpulkan bernacam-macam data agar dapat dipahami dunia kehidupan suatu kesatuan.

Individu merupakan satu kesatuan yang didalamnya menunjukkan terjadinya prosess kehidupan. Proses hidup dilakukan dalam bungkusan yang tersendiri. Setiap hewan merupakan satu bungkusan yang melakukan proses hidup dalam tubuhnya.
Dua individu dikatakan sama karena:
1.      Apabila individu-individu tersebut bisa melakukan perkawinan dan menghasilkan individu yang baik.
2.      Memiliki cirri anatomi dan fisiologi yang sama.

        B.POPULASI
Populasi sering didefinisikan sebagai sekelompok organisme dari spesies yang sama yang secara kolektif menempati suatu ruang atau tempat tertentu dan waktu tertentu. Oleh karena itu bila kita membicarakan populasi kita harus menyebutkan jenis individu (spesies) yang kita bicarakan dan kita perlu juga menentukan batas-batas waktu dan tempat bahkan kuantitas.
Karakteristik populasi yaitu:
b.      Untuk menyatakan ukuran/besarnya populasi, pengertian kerapatan populasi (population density, densitas populasi) banyak dipakai. Kerapatan populasi dapat dinyatakan dalam jumlah individu/satuan ruang (luas) atau jumlah individu/volume (liter).
c.       Perubahan-perubahan kepadatan populasi, istilah yang sering digunakan adalah dinamika populasi.
Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan populasi kita harus mengenal istilah-istilah yang dipakai, bahkan karena penelitian tentang populasi menggunakan angka-angka, maka juga harus mengerti tentang matematika. Istilah-istilah yang dimaksud misalnya yang dijumpai dalam mempelajari karakteristik populasi.
Populasi yaitu kumpulan organisme sejenis yang mendiami suatu habitat. Kata populasi berasal dari bahasa Latin populus yang artinyasemua orang sebangsa yang bertempat tinggal pada suatu tempat. Dalam biologi, populasi berarti semua individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu.
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama.
Dapat dikatakan populasi jika disebutkan:

1.      Jenis individunya
2.      Batasan waktu
3.      Tempat/lokasi
4.      Kuantitas (jumlahnya)
Contohnya: Jumlah badak di Ujung Kulon pada tahun 1989 adalah 50 ekor.
Di dalam populasi, ada tiga pola penyebaran secara umum, yaitu acak, teratur, dan berkelompok. Sedangakan faktor-faktor yang berperan dalam penyebarannya antara lain:
1.      Suhu
2.      Kelembaban
3.      Cahaya
4.      Struktur tanah dan nutrient
5.      Kimia air, pH, dan salinitas
6.      Aliran air, O2, dsb.
      Adapun sifat-sifat populasi yaitu:
1.      Kepadatan (D)
Kepadatan populasi adalah jumlah populasi yang menempati suatu luas wilayah tertentu. Kepadatan populasi merupakan rasio jumlah individunya (N) dibagi pada wilayahnya (S). Rumus: D=N/S. Bila populasi menyusut sedangkan luas daerah tempat tinggal tetap, maka kepadatan populasi turun. Sebaliknya bila populasi meningkat sedangkan luas daerah tempat tinggal tetap, maka kepadatan populasi naik.
2.      Perubahan kepadatan
Penyebab perubahan populasi antara lain:
·         Natalitas/kelahiran (N)
·         Mortalitas/kematian (M)
·         Imigrasi/datang/masuk (I), yang dapat disebabkan kelahiran dan atau kedatangan Dari tempat lain.
·         Emigrasi/pergi/keluar (E), yang dapat disebabkan kematian dan atau kepindahan ke tempat lain.

Perubahan populasi pada tumbuhan dan hewan dapat terjadi karena perubahan lingkungan, seperti perubahan suhu, kadar air tanah, atau curah hujan.
3.      Vitalitas
Ø  Menggambarkan rasio antara jumlah anggota muda dengan anggota seluruh populasi itu.
Ø  Menunjukkan tingkat harapan hidup atau tumbuh dari suatu populasi.
      Vitalitas tinggi terjadi apabila jumlah anggota muda banyak dan jumlah anggota tua sedikit. Sebaliknya, vitalitas rendah terjadi apabila jumlah anggota muda sedikit dan jumlah anggota tua banyak.

2.4.  Kehidupan Tingkat Komunitas
Komunitas yaitu kumpulan berbagai macam makhluk hidup dimana satu sama lain saling berhubungan. Komunitas di alam pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Komunitas terestrial, dapat dijumpai pada kelompok organisme di hutan, padang rumput, padang pasir.
2.      Komunitas akuatis, dapat berupa kelompok organisme yang hidup  di kolam, sungai, dan laut.
Untuk menyebut nama komunitas, umumnya dilakukan dengan menggunakan “wujud” yang khas dari suatu komunitas. Ini berkenaan dengan jumlah yang paling sering dijumpai dalam suatu komunitas yaitu disebut dengan istilah spesies dominan.
Karakter kominitas dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2.      Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.
3.      Sintesis, proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan.
Di dalam suatu komunitas berlangsung hubungan pola kehidupan yang didasari atas prinsip makan memakan. Hubungan makan memakan sebenarnya merupakan

mekanisme perpindahan energi satu kelompok ke kelompok yang lain. Peristiwa ini dikenal dengan istilah rantai memakan. Hubungan antar spesies di dalam suatu komunitas alam merupakan peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dengan upaya alam untuk keseimbangan komunitas itu sendiri, sehingga pola rantai makanan dengan sendirinya merupakan hokum alam dalam menjaga keseimbangan komunitas.
Pola komunitas pada komunitas hutan, terbentuk pola komunitas khas. Ada lapisan-lapisan ketinggian tertentu dari pohon, cabang, ranting, dan daun membentuk komunitas-komunitas dengan produsen dan konsumen yang berbeda-beda. Ada komunitas kecil di dalam komunitas besar. Ada mikrohabitas di dalam habitas (di celah kulit pohon pinus, ruang diantara dedaunan).
Dapat disebut sebagai nama komunitas yaitu berdasarkan:
1.      Populasi dominan
2.      Gabungan populasi dominan
3.      Sifat lingkungan (misalnya hutan hujan tropis)
4.      Sifat khas tumbuhan dominan (misalnya komunitas sklerofil=daun keras)
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon.




2.5.  Kehidupan Tingkat Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk suatu hubungan timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen suatu ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang terdapat di dalamnya.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
 Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu system. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem

tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
B.     KOMPONEN-KOMPONEN PEMBENTUK EKOSISTEM
·         Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.
Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi organisme, yaitu:
7.      [Suhu]. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
8.       [Air]. Ketersediaan air mempengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
9.      [Garam]. Konsentrasi garam mempengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
10.  [Cahaya matahari]. Intensitas dan kualitas cahaya mempengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
11.  [Tanah] dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.

12.  [Iklim]. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.

·         Biotik (terdiri Dari makhluk hidup)
1.      Produsen: dapat membuat makanan sendiri. Cisalnya pada tumbuhan hjau.
2.      Konsumen: pemakai, makanannya berasal Dari makhluk hidup lain.
3.      Pengurai: merombak sisa-sisa organism.

C.      TIPE-TIPE EKOSISTEM
·         Akuatik (Air)
Contohnya: ekosistem air tawar, ekosistem air laut, estuari (muara), ekosistem pantai, ekosistem sungai, ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun (seagrass=tumbu-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut).
·         Terestrial (Darat)
Contohnya: hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun, hutan gugur, taiga, Karst (batu gamping /gua), dan tundra.
·         Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah ekosistem sawah, kebun, kolam, waduk, akuarium, dan bendungan.
·         hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
·         agroekosistem berupa sawah tadah hujan
·         sawah irigasi
·         perkebunan sawit
·         ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
·         ekosistem ruang angkasa.

 Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.

D.    KEBERGANTUNGAN EKOSISTEM
Kebergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:
1.      Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
2.      Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
2.6.  Keanekaragaman Makhluk Hidup
Keanekaragaman makhluk hidup terjadi karena:
Ø  Tidak ada dua organisme yang sama persis
Ø  Setiap organism memiliki cirri
Ø  Suatu ciri tertentu organisme ada kemungkinan sama dengan ciri pada organisme lain.

Klasifikasi merupakan pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan morfologi, fisiologi, anatomi, habitat, dan distribusi.
Adapun asas-asas klasifikasi antara lain sebagai berikut:
1.      Penentuan macam persamaan yang terpenting untuk tujuan klasifikasi.
2.      Klasifikasi berdasarkan prinsip homologi yang merupakan klasifikasi yang berdasarkan pada kekerabatan.
3.      Kunci determinasi untuk menentukan kedudukan sistematik suatu makhluk hidup.
4.      Kunci dikotomis untuk menentukan daftar cirri-ciri yang berpasangan untuk menentukan kelompok suatu makhluk hidup.
5.      Penyandraan dengan menyebutkan cirri-ciri untuk melukiskan secara rinci keadaan morfologi bagian atau seluruh tumbuhan.
6.      Sasaran pengamatan berupa focus pengamatan dari bagian tumbuhan yang akan kita jadikan acuan penentuan cirri-ciri yang berpasangan.
7.      Variabel, yaitu berupa ciri-ciri dari sasaran pengamatan yang memiliki variasi.
        Keanekaragaman organisme dapat terjadi pada tingkat:
§  Gen: factor penentu sifat dalam kromosom
§  Sel: satuan struktural dari makhluk hidup yang bervariasi
§  Individu/spesies
       A. Pengklasifikasian Makhluk Hidup
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Hal ini mendorong para ahli mencari cara untuk mempelajarinya, yaitu dengan menggunakan suatu sistem tertentu yang disebut klasifikasi.
Ilmu tentang pengelompokkan makhluk hidup ini disebut taksonomi. Dasar pengelompokkan makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain.

1.      Tata Nama Makhluk Hidup
Klasifikasi dilakukan berdasarkan kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara perkembangbiakannya. Dengan klasifikasi akan terbentuk kelompok-kelompok makhluk hidup yang disebut takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk hidup diberi nama berdasarkan kelompok yang dimilikinya. Sistem tata nama yang dipakai saat ini adalah sistem tata nama biner yang disebut binomial nomenclature yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus yang dijuluki Bapak Taksonomi.
Pemberian nama ilmiah makhluk hidup menggunakan bahasa Latin, dan terdiri dari dua kata yang menunjukkan nama genus dan spesies. Huruf pertama pada kata pertama ditulis kapital atau huruf besar, dan pada kata kedua ditulis dengan huruf kecil. Kedua kata ini ditulis mir ing. Contohnya: Oryza sativa (padi) dan Gnetum gnemon (melinjo).
Jika nama makhluk hidup lebih dari dua kata, maka kata kedua harus disatukan atau diberi tanda penghubung dan ditulis miring. Contohnya, kembang sepatu bisa ditulis Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
Berdasarkan taksonomi yang dikembangkan Linnaeus, dunia tumbuhan dan hewan dibagi menjadi beberapa takson, yaitu kingdom ( k erajaan), filum (keluarga besar), class (kelas), ordo (bangsa), family (suku), genus (marga), dan spesies (jenis). Urutan dari kingdom ke spesies berdasarkan persamaan ciri-ciri yang paling umum, kemudian makin ke bawah persamaan ciri-ciri makin khusus dan perbedaan makin kecil.
2.      Klasifikasi Makhluk Hidup
Pada 1969, ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan animalia.

Sistem ini banyak digunakan para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan pada susunan sel dan cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Beberapa klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
·         Monera
Ciri-ciri monera a dalah uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran inti), dan memiliki reproduksi secara aseksual.
·         Bakteri
Bakteri memiliki sel uniseluler dan prokariotik. Umumnya tidak memiliki  klorofil, namun ada yang memiliki klorofil sehingga dapat mela-kukan fotosintesis. Ukuran bakteri sangat kecil, hanya beberapa mikron.

·         Ganggang hijau biru (Cyanobacteria)
Cyanobacteria tidak semuanya bersel satu (uniseluler). Cyanobacteria memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Tempat hidup Cyanobacteria di danau, laut, sungai, rawa, batu, tanah, di air dengan suhu yang tinggi, maupun di air dengan tingkat keasaman tinggi (pH = 4). Contohnya, Spirulina (dapat digunakan sebagai sumber makanan yang kaya protein).

·         Protista
Ciri-ciri protista a dalah eukariotik (mempunyai membran
inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
·         Dan lain-lain.
     


 B.ORGANISASI KEHIDUPAN
            1. Sel
Sel adalah satuan terkecil makhluk hidup yang menyusun tubuh makhluk hidup, bentuk dan ukurannya bermacam-macam. Sel juga merupakan satuan fungsi kehidupan karena dalam sel terjadi fungsifungsi atau kegiatan hidup.Ukuran sel sangat kecil sehingga bagian-bagian sel dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
2. Jaringan
Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda.
3.      Organ
Jaringan yang m emiliki bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk organ. Organ pada tumbuhan adalah akar, batang, daun, bunga, biji dan buah. Organ-organ ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Organ pada manusia dan hewan adalah mata, hidung, telinga, usus, dan lain lain.
4.      Sistem Organ
Sistem organ a dalah kumpulan dari organ-organ yang saling bekerja sama membentuk suatu sistem. Contoh sistem organ adalah sistem pernapasan yang terbentuk dari organ hidung, paru-paru, bronkus, dan tenggorokan.
5.      Individu
Semua sistem organ akan bekerja sama untuk melakukan fungsi hidup atau proses kehidupan dan membentuk organisme. Sistem organ ini saling mempengaruhi sistem organ yang lain. Jika satu sistem organ rusak akan mengganggu sistem organ yang lain.

2.7. Pewarisan Sifat: Hukum Dominan pada Monohibrid dan Dihibrid
      
       A. PERSILANGAN DENGAN SATU SIFAT BEDA (MONOHIBRID)
Persilangan monohibrit atau monohibridisasi adalah suatu persilangan dengan satu sifat beda. Prinsip pembentukan gamet pada genotipe induk yang heterozigot denagn pemisahan alel tersebut terkenal dengan Hukum Mandel 1 yang disebut Hukum Segresi Bebas (pemisahan gen secara bebas).
Pada persilangan monohibrid, misalnya Mendel menyilangkan tanaman Antirrinum majus berbunga merah galur murni (MM) dengan bunga putih galur murni (mm). Ternyata seluruh keturunan pertama berbunga merah muda (Mm). Warna merah muda ini terjadi karena pengaruh gen dominan yang tidak sempurna (kodominan). Untuk memperoleh F2 maka Mendel menyilangkan sesame F1.

        B. PERSILANGAN DENGAN DUA SIFAT BEDA (DIHIBRID)
Persilangan dihibrit atau dihibridisasi ialah persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda.Jika prinsip-prinsip Mandel kita jadikan empat prinsip, maka dapat kita simpulkan separti berikut ini.
1)      Prinsip hereditas: menyatakan bahwa pewarisan sifat-sifat organisme dikendalikan oleh faktor-faktor menurun.
2)      Prinsip segresi bebas: pada pembentukan gamet, pasangan gen memisah secara bebas sehingga tiap gamet mendapatkan salah satu gen dari pasangan gen (alel) tersebut.
3)      Prinsip berpasangan secara bebas : pada pembuahan (fertilisasi), gen-geen dari gamet jantan maupun gen- gen dari gamet betina akan berpasangan secara bebas.
4)      Prinsip dominan penuh atau tak penuh (intermediet) : pada dominasi penuh fenotipee gen ddominan akaan menutupi pengaruh gen resesif.

Untuk mempelajari persilangan dua sifat beda. Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan memperhatikan dua sifat yang berbeda. Misalnya, ercis berbiji bulat berwarna kuning (BBKK) disilangkan dengan ercis berbiji keriput berwarna hijau (bbkk). Karena sifat bulat dan kuning dominan terhadap sifat keriput dan hijau, maka turunan pertama semuanya berbiji bulat kuning heterozigot (BbKk). Jika sesama F1 ini disilangkan, akan diperoleh 16 kombinasi genotipe dan 4 macam fenotipe. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut ini.

Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa ada 4 macam fenotipe pada F2 yaitu:
Dengan demikian perbandingan fenotipe F2 pada persilangan dihibrid adalah bulat kuning : bulat hijau: keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1. Jika dari persilangan tersebut dihasilkan 1600 keturunan, maka kemungkinan diperoleh ercis berbiji bulat warna kuning ialah: 9/16 × 1600 = 90 pohon.



2.8. Sifat Intermediat dan Sifat Kodominan
       A.SIFAT INTERMEDIET (incomplete Dominance=Dominasi tak sempurna)
Intermediet adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul sama kuat (kodominan). Misalnya bunga warna merah disilangkan dengan bunga warna putih, menghasilkan keturunan berwarna merah muda.
Alel-alel yang dominan tak sempurna adalah alel-alel yang tidak memiliki hubungan dominasi dan menghasilkan heterozigot dengan fenotip intermediet yang berbeda dari kedua induknya yang homozigot.
Fenotip heterizigot mungkin tampak seperti “campuran” tetapi masing-masing alel terjaga identitas individunya dan alel-alel akan tersegresi dari satu sama lain saat pembentukan gamet.
        B.SIFAT KODOMINAN
Kodominan yaitu alel-alel yang tidak memiliki hubungan dominan dan resesif serta dapat teramati sekaligus secara fenotipik. Hal itu berarti efek fenotipik masing-masing alel teramati pada kondisi heterozigot. Bagi alel-alel kodominan digunakan symbol-simbol dasar berhuruf besar.
Contoh alel-alel yang mengatur system golongan darah M-N pada manusia adalah kodominan, dan dapat dilambangkan dengan menggunakan symbol LM dan LN, dengan huruf dasar (L) diberikan sebagai penghormatan terhadap kedua penemunya (LANDSTEINER dan LEVINE).
Aglutinasi sel-sel darah merah terjadi sebagai akibat reaksi antara antiserum dan sebuah antigen protein spesifik (misalnya, anti-M hanya beraksi dengan protein M) dan nonaglutinasi dilambangkan (o) terjadi ketika tidak terdapat antigen spesifik (misalnya, anti M tidak akan mengaglutinasi sel-sel berprotein N jika tidak M). Mirip dengan itu, sel-sel yamg memiliki antigen N hanya akan mengaglutinasi dengan antibody anti-N.


2.9. Pewarisan Sifat: Hukum Segresi, Perkawinan Balik“backcross”
         dan Uji Silang “testcross”
       A.HUKUM SEGRESI
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Sebelum melakukan suatu persilangan, setiap individu menghasilkan gamet-gamet yang kandungan gennya separuh dari kandungan gen pada individu. Sifat organisme dikendalikan oleh gen yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Setiap sifat dikendalikan oleh sepasang alel yang terdapat pada satu lokus dari suatu kromosom. Antara dua alelpada satu lokus mungkin mempunyai hubungan dominan-resesif atau kodominan.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1.      Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2.      Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
3.      Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.


        B. PERSILANGAN BACKCROSS DAN TESTCROSS
Backcross (silang balik) ialah persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya(induk dominant atau induk resesif). Tujuan backcross adalah mencari genotype tetua. Misalnya individu Aa hasil persilangan antara AA dan aa dapat disilangkan, baik dengan AA maupun aa. Silamg balik antara Aa dan AA akan menghasilkan suatu macam fenotipe, yaitu A- atau dua macam genotipe, yaitu AA dan Aa dengan nisbah 1:1. Sementara itu, silang balik antara Aa dan aa akan menghasilkan dua macam fenotipe, yaitu A- dan aa dengan nisbah 1:1, atau dua macam genotipe, yaitu Aa dan aa dengan nisbah 1:1.
Manfaat praktis sifat balik adalah untuk memasukkan gen tertentu yang diinginkan ke dalam suatu individu melalui silang balik yang dilakukan berulang-ulang dapat dimungkinkan terjadinya pemisahan gen-gen tertentu yang terletak pada satu kromosom sebagai akibat berlangsungnya peristiwa pindah silang. Hal ini hanya diterapkan dibidang pertanian. Misalnya untuk memisahkan gen yang mengatur daya serapan beras dan gen yang menyebabkan rasa nasi kurang enak. Dengan pemisahan dua gen yang terletak pada satu kromosom ini dapat diperoleh varietas padi yang berasnya tahan simpan dan rasa nasinya enak.
Testcross ialah perkawinna F1 dengan salah satu induk yang resesif. Testcross disebut juga perkawinan pengujian(uji silang) Karena bertujuan mengetahui apakah suatu individu bergenotipe homozigot(galur murni) atau heterozigot.Jika hasil testcross menunjukn perbandingan fenotipe keturunan yang memisah 1:1, dapat disimpulkan bahwa individu yang diuji hererozigot, berarti bukan galur murni.Sedangkan jika hasil testcross 100% bergenotipe sama,berarti homozigot.
Akan tetapi silang uji (test cross) sebenarnya tidak harus terjadi pada suatu individu dengan tetuanya yang homozigot resesif. Pada prinsipnya semua persilangan yang melibatkan individu homozigot resesif (baik tetua maupun bukan tetua) dinamakan silang uji.
Istilah silang uji digunakan untuk menunjukkan bahwa persilangan semacam ini dapat menentukan genotipe suatu individu. Misalnya, suatu tanaman yang fenotipenya tinggi (D-) dapat ditentukan genotipenya (DD atau Dd) melalui silang uji dengan tanaman homozigot resesif (dd). Kemungkinan hasilnya dapat dilihat pada diagram berikut ini:
DD * dd / Dd * dd
Dd (tinggi), Dd (tinggi)
,dd (pendek)
Jadi, apabila tanaman tinggi yang disilang uji adalah homozigot(DD), maka hasilnya berupa satu macam fenotipe, yaitu tanaman tinggi. Sebaliknya, jika tanaman tersebut heterozigot (Dd), maka hasilnya ada dua macam fenotipe, yaitu tanaman tinggi dan pendek dengan nisbah 1:1.

2.10. Perkembangbiakan Secara Vegetatif
A.PENGERTIAN
Perkembangabiakan vegetatif terjadi tanpa adanya peleburan sel jantan dan betina, dapat terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah,bersel satu/protoza, misalnya: amuba dan paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium

B.PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF PADA HEWAN DAN  TUMBUHAN   TINGKAT RENDAH
a)   Membelah diri dan fragmentasi, contoh: organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru (bakteri). Sedangkan fragmentasi yaitu dengan cara memotong-motong tubuhnya, contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing pipih). Tunas, contoh: Hydra dan ragi (Saccharomyces).

b)   Spora: perkembangbiakan dengan spora antara lain: jamur, alga, lumut dan paku. Pada jamur, spora dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada ganggang (alga), sporanya dilengkapi dengan alat gerak berupa bulu cambuk atau bulu getar sehingga dapat bergerak, spora ini disebut zoospora. Pada paku, biasanya spora terletak di daun-daun sebelah bawah, tampak sebagai bintik-bintik hitam yang dinamakan sorus. Sorus tersebut dilindungi indisium.

C. PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN BIJI
      a. Vegetatif alami, tanpa bantuan manusia:
1)   Rhizoma atau akar rimpang, yaitu batang yang tumbuh mendatar yang terletak di bawah permukaan tanah. Rhizoma berbuku-buku dan bersisik,  dan di ujungnya ada kuncup. Pada ketiak sisik terdapat tunas. Contoh: lengkuas, kunyit, temulawak, alang-alang dan sebagainya.
2)   Umbi lapis, terdiri atas cakram dan umbi yang belapis-lapis. Contoh: bawang putih, bawang merah, bakung dan bunga tulip.
3)   Umbi batang, merupakan batang yang tumbuh ke dalam tanah yang menggembung dan membentuk umbi dilengkapi dengan mata tunas. Contoh: kentang dan gembili.
4)   Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi menyimpan makanan. Contoh: singkong dan bunga dahlia.
5)   Geragih atau stolon, yaitu batang yang menjalar di atas permukaan tanah. Contoh: pegagan, rumput teki dan arbei.
6)   Tunas, dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang tidak jauh dari induknya dan akhirnya membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu dan tebu.

  b. Vegetatif buatan, dengan bantuan manusia;
1)   Mencangkok, yaitu dengan mengupas kulit sampai ke bagian kayunya. Bagian yang licin dari kayu yaitu kambium harus dibuang, selanjutnya ditutup dengan tanah basah yang subur kemudian dibungkus. Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya.
2)   Menempel atau okulasi, yaitu dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman ke mata tunas tanaman lainnya yang sejenis.
3)   Menyambung (mengenten/kopulasi) yaitu menggabungkan bagian tanaman satu ke bagian tanaman lain untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat lebih baik.
4)   Stek, yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain. Ada stek batang dan stek daun. Contoh stek batang: singkong, ketela rambat, sirih, lada dan lain-lain. Contoh stek daun: cocor bebek.
5)   Merunduk, yaitu dengan merundukkan batang atau cabang yang dibengkokkan ke bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan akar-akar baru. Contoh: apel, alamanda, kaca piring dan sebagainya.
Keuntungan memperbanyak secara vegetatif:
1.      Diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya
2.      Lebih cepat memperoleh hasil (berbuah)
Kerugian memperbanyak secara vegetatif:
1.      Tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji.
2.      Jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas
3.      Tanaman induk akan menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau dicangkok.

2.11. Perkembangbiakan Secara Generatif
A.PENGERTIAN
Perkembangbiakan secara generatif merupakan suatu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan menggunakan alat-alat perkembangbiakan, yaitu alat kelamin jantan yang menghasilkan sperma dan alat kelamin betina yang menghasilkan sel telur.
Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan melalui proses penyerbukan dan pembuahan, sedangkan perkembangbiakan hewan melalui proses pembuahan.


            B.PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF HEWAN DAN TUMBUHAN
·         Hewan
Berdasarkan tempat terjadinya, pembuahan dibedakan atas:
1.      Pembuahan luar, pertemuan sperma dan ovum terjadi di luar tubuh, mislnya: ikan dan katak. Pada pembuahan eksternal (pembuahan luar), sel telur dan sel sperma dihasilkan dalam jumlah besar karena:
1.   kemungkinan terjadinya fertilisasi kecil
2.   kemungkinan telur yang dihasilkan akan dimakan oleh hewan lain atau mati karena perubahan lingkungan
2.      Pembuahan dalam, pertemuan sperma dan ovum terjadi di dalam tubuh, misalnya reptilia, burung dan manusia.

·         Tumbuhan
            Bunga pada tumbuhan mengandung alat-alat perkembangbiakan. Bagian-bagian dari bunga antara lain: dasar bunga, kelopak, mahkota, sari dan putik. Mahkota dan kelopak bunga merupakan alat perhiasan bunga yang umumnya berwarna warni.
Sedangkan sari dan putik merupakan alat kelamin bunga.
a.       Benang sari meliputi kepala sari dan tangkai sari. Pada kepala sari terdapat kotak sari yang di dalamnya terdapat serbuk sari.
Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik dan bakal buah
Macam-macam bunga berdasarkan kelengkapan alat perkembang biakan:
1.      Bunga lengkap, memiliki perhiasan dan alat kelamin.
2.      Bunga tidak lengkap apabila satu atau lebih dari perhiasan bunga tidak ada.
3.      Bunga sempurna, apabila sari dan putik terdapat dalam satu bunga.
b.      Bunga tidak sempurna, apabila hanya salah satu alat kelamin saja yang terdapat pada satu bunga. Dikenal bunga jantan (hanya sari saja yang ada) dan bunga betina (hanya putik saja). Tumbuhan berumah satu, apabila dalam satu
pohon terdapat alat kelamin jantan dan betina. Tumbuhan berumah dua, apabila dalam satu pohon terdapat hanya satu alat kelamin.
Penyerbukan yaitu jatuhnya sari di atas kepala putik. Penyerbukan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu sinar matahari, angin, hewan, air dan manusia.
Macam-macam penyerbukan berdasarkan penyerbukannya:
1.      Penyerbukan oleh angin, ciri bunganya mahkota kecil/tidakbermahkota, warna mahkota tidak menarik, tidak ada kelenjar madu, sari kecil, jumlah sari banyak dan ringan (mudah dibawa angin), sari memiliki sayap, kedudukan sari bergantungan, putik besar dan menjulur ke luar, tangkai bunga panjang.
2.      Penyerbukan oleh hewan seperti serangga, kupu-kupu, burung dan kelelawar. Ciri bunga yang penyerbukannya dibantu serangga; mahkota besar dan mencolok warnanya, mempunyai bau yang khas, menghasilkan kelenjar madu, serbuk sari mudah melekat.
3.      Penyerbukan oleh air, misalkan Hydrilla.
4.      Penyerbukan oleh manusia misalnya vannili.
Sifat penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari:
1.      Penyerbukan sendiri, sari jatuh pada putik dalam satu bunga.
2.      Penyerbukan tetangga sari jatuh ke putik pada bunga yang berbeda dalam satu pohon.
3.      Penyerbukan silang, sari dan putik berasal dari pohon yang berbeda yang sejenis.
4.      Penyerbukan bastar, sari dan putik berasal dari tanaman yang berbeda varietasnya.

 Dalam proses penyerbukan, sel jantan pada serbuk sari meluncur menuju bakal buah. Peristiwa ini disebut pembuahan.Setelah terjadi penyerbukan menyusul pembuahan (peleburan antara sperma dengan ovum).

1.      Serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal biji. Inti serbuk sari membelah menjadi dua, yaitu inti vegetatif dan generatif. Inti generatif menghasilkan 2 spermatozoid. Spermatozoid masuk ke ruang bakal biji melalui mikrofil.
2.      Bersamaan dengan pembentukan sperma pada sari, di ruang bakl biji terjadi juga pembentukan sel telur dan inti kandung lembaga (inti ganda lembaga).
3.      Sperma 1 + sel telur => zygot => menjadi lembaga
4.      Sperma 2 + inti kandung lembaga => endosperm (putik lembaga).
5.      Putik lembaga merupakan tempat cadangan makanan bagi lembaga
Setelah proses penyerbukan dan pembuahan, mahkota bunga segera layu dan pembentukan buah dimulai.
Perkembangbiakan yang menggunakan biji dinamakan dengan perkembangbiakan generatif. Kelemahannya lamanya waktu yang dibutuhkan dari menanam hingga berbuah. Juga biji yang ditanam kadang-kadang tidak sama dengan induknya. penyebabnya adalah pada saat penyerbukan, bunga mendapat tepung sari dari pohon lain sehingga terjadi penyerbukan silang (serbuk sari datang dari bunga lain tetapi pohonnya masih sejenis), atau bahkan penyerbukan bastar (serbuk dari dari bunga dan pohon yang berbeda).




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Dari pembahasan semua bahasan pokok pada materi biologi umum dapat disimpulkan antara lain:
Ø  Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Ø  Sel merupakan satuan terkecil yang terdapat di seluruh tubuh makhluk hidup yang memiliki kesatuan structural kehidupan, kesatuan fungsional kehidupan, dan kesatuan pertumbuhan.
Ø  Individu artinya tidak dapat dibagi namun dapat dilihat, diukur, dihitung, dan dipakai dalam percobaan yang merupakan satu kesatuan yang didalamnya menunjukkan terjadinya prosess kehidupan.
Ø  Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama.
Ø  Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi.
Ø  Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk suatu hubungan timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen suatu ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang terdapat di dalamnya.
Ø  Keanekaragaman makhluk hidup terjadi karena: tidak ada dua organisme yang sama persis, setiap organisme memiliki cirri, suatu ciri tertentu organisme ada kemungkinan sama dengan ciri pada organisme lain.
Ø  Persilangan monohibrit atau monohibridisasi adalah suatu persilangan dengan satu sifat beda. Prinsip pembentukan gamet pada genotipe induk yang heterozigot denagn pemisahan alel tersebut terkenal dengan Hukum Mandel 1 yang disebut Hukum Segresi Bebas (pemisahan gen secara bebas).

Ø  Persilangan dihibrit atau dihibridisasi ialah persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda.
Ø  Intermediet adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul sama kuat (kodominan).
Ø  Kodominan yaitu alel-alel yang tidak memiliki hubungan dominan dan resesif serta dapat teramati sekaligus secara fenotipik. Hal itu berarti efek fenotipik masing-masing alel teramati pada kondisi heterozigot.
Ø  Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Ø  Backcross ialah persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya(induk dominant atau induk resesif). Tujuan backcross adalah mencari genotype tetua.
Ø  Testcross ialah perkawinna F1 dengan salah satu induk yang resesif.Testcross disebut juga perkawinan pengujian(uji silang) Karena bertujuan mengetahui apakah suatu individu bergenotipe homozigot(galur murni) atau heterozigot.
Ø  Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina).
Ø  Perkembangbiakan secara generatif merupakan suatu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan menggunakan alat-alat perkembangbiakan, yaitu alat kelamin jantan yang menghasilkan sperma dan alat kelamin betina yang menghasilkan sel telur.


DAFTAR PUSTAKA

Anonimus.2010.Metode Ilmiah.(online).
Diakses Sabtu,18 Desember 2010. Pukul 12.38 wib.

Anonimus.2010. Komunitas Terestrial.(online).
Diakses 18 Desember 2010. Pukul 15.10 wib.
Anonimus.2009.Struktur Komunitas.(online).
Diakses 18 Desember 2010. Pukul 14.10 wib.
Anonimus.2010.Keanekaragaman makhluk hidup.(online).
Diakses 18 Desember 2010. Pukul 14.00 wib.
Anonimus.2010.Reproduksi Vegetativ.(online).
Diakses Sabtu,18 Desember 2010. Pukul 12.30 wib.
41
Ganawati, dewi.2008.Pewarisan Sifat.(online)
http://www.crayonpedia.org/mw/pewarisan sifat 9.1 dewi ganawati
            Diakses Sabtu,18 Desember 2010. Pukul 12.35 wib.
Ibrahim, muslimin.2003.Biologi Untuk SLTP Kelas 3.Bandung:Grafindo.
Jati, wijaya.2006.Aktif Biologi SMA.Jakarta:Ganesa.
Karmana,oman.2007.Cerdas Belajar Biologi.Bandung:Grafindo Media Pustaka.

Karmana, oman.2008.Biologi.Bandung:Grafindo Media Pustaka.
Naqbali, ketut supeksa.2010.Ekosistem.(online).
Diakses 18 Desember 2010. Pukul 14.15 wib.
Diakses 18 Desember 2010. Pukul 14.00 wib.
Yahya, harun.2008.Perkembangbiakan Generatif.(online).http://www.harunyahya.com.
            Diakses 15 Desember 2010. Pukul 13.15 wib.



42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.