TUGAS KELOMPOK
BIOLOGI UMUM
Diampu oleh Bapak
2. Drs.Anak Agung Oka ,
M.Pd.
Tentang
PENGAYAAN POKOK BAHASAN
Oleh
NO
|
NAMA
|
NPM
|
PARAF
|
1.
|
Darma Irawan
|
10311698
|
1.
|
2.
|
Yeni Arista
|
10311669
|
2.
|
3.
|
Desy Alvianti
|
10311701
|
3.
|
4.
|
Ahmad Ali Hamzah
|
10311683
|
4.
|
5.
|
Defan Panggih Pambudi
|
10311699
|
5.
|
6.
|
Septi Puspitasari
|
10311653
|
6.
|
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
KELAS
B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2010
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada
Allah SWT. Tuhan semesta alam yang sampai saat ini masih memberikan limpahan
kasih sayangnya kepada kita dan khususnya kepada kami karena dapat
menyelesaikan tugas mandiri mata kuliah Biologi Umum ini,dengan judul “PENGAYAAN
POKOK BAHASAN”.
Pada
kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Handoko Santoso, M.Pd dan Drs.Anak
Agung Oka, M.Pd. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada
kami dan kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam pembuatan tugas ini, untuk itu kritik dan saran sangat
penyusun perlukan demi perbaikan kedepannya. Terahir kami berharap semoga
penyusun makalah ini akan dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami.
Metro,
Desember 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…….………………………………………………….i
KATA PENGANTAR………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…..……………………………………………………………iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………... 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………. 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Metode
Ilmiah………………………………...……………… 2
2.2 Kehidupan
Tingkat Sel…..…………………...………………. 5
2.3 Kehidupan
Tingkat Individu dan Populasi…………………… 14
2.4 Kehidupan
Tingkat Komunitas …..……………….………….. 17
2.5 Kehidupan
Tingkat Ekosistem………………………………… 19
2.6 Keanekaragaman
Makhluk Hidup……………………………. 22
2.7 Pewarisan
Sifat: Hukum Dominan pada Monohibrid dan Dihibrid……………………………………………………….. 27
2.8 Sifat
Intermediat dan Sifat Kodominan………………………. 30
2.9 Pewarisan
Sifat: Hukum Segresi, Perkawinan Balik“backcross”
dan Uji Silang
“testcross”……………………………………... 31
2.10
Perkembangbiakan Secara Vegetatif……………………… 33
2.11
Perkembangbiakan Secara Generatif……………………… 35
BAB
III PENUTUP
KESIMPULAN….……………………………….……………… 39
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 41
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada makalah ini kita akan membahas tentang pengayaan pokok
bahasan pada mata kuliah biologi umum. Hal lainya adalah penjelasan tentang
pengertian dan hal-hal yang berkaitan pada setiap pokok bahasan.
Pengenalan tentang butir-butir yang dibahas dalam makalah ini akan membantu kita dalam memperluas wawasan dan pemahaman tentang biologi
pada umumnya yang secara khusus akan membahas sebelas pokok bahasan yaitu
tentang Metode Ilmiah, Kehidupan Tingkat Sel, Kehidupan Tingkat Individu dan
Populasi, Kehidupan Tingkat Komunitas, Kehidupan Tingkat Ekosistem,
Keanekaragaman Makhluk Hidup, Pewarisan Sifat: Hukum Dominan pada Monohibrid
dan Dihibrid, Sifat Intermediat dan Sifat Kodominan, Pewarisan Sifat: Hukum
Segresi, Perkawinan Balik“backcross” dan Uji Silang “testcross”,
Perkembangbiakan Secara Vegetatif, dan Perkembangbiakan
Secara Generatif.
1.2 Tujuan
1.
Merencanakan percobaan dalam bidang
biologi dengan pendekatan ilmiah.
2.
Menganalisis perbedaan struktur
kehidupan antara tingkat sel individu populasi dan komunitas serta ekosistem.
3.
Menunjukkan bukti-bukti adanya
keanekaragaman makhluk hidup.
4.
Menjelaskan prinsip-prinsip pewarisan
sifat menurut Hukum Mendel.
5.
Melakukan rekayasa perkembangbiakan pada
tanaman.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Metode Ilmiah
A. Pengertian
Metode Ilmiah
Menurut
Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode
Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.Metode ini menggunakan langkah-langkah yang
sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan dalam
penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria
sebagai berikut:
1.
Berdasarkan fakta
2.
Bebas dari prasangka
3. Menggunakan
prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan
hipotesa
5.
Menggunakan ukuran objektif
6.
Menggunakan teknik kuantifikasi
B. Pelaksanaan
metode ilmiah
Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi tujuh tahap,
yaitu :
1.
Merumuskan
masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2.
Mengumpulkan
keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada
pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3.
Menyusun
hipotesis.Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan
data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4.
Menguji
hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5.
Mengolah data
(hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan
kesimpulan.Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi
subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh
siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
6.
Menguji
kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan
perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis
maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
7.
Menulis laporan
Ilmiah.Untuk mengkomunikasikan hasil penelitian kepada orang lain
sehingga orang lain tahu bahwa kita telah melakukan suatu penelitian ilmiah.
Metode
ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki oleh setiap
penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah yang dimaksud adalah :
1.
Rasa ingin tahu
2.
Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak
mengada-ada)
3.
Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi
oleh perasaan pribadi)
4.
Tekun (tidak putus asa)
5.
Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
6.
Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang
lain)
C.
Penelitian
/ Riset
Salah
satu hal yang penting dalam dunia ilmu adalah penelitian (research). Research
berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari, sehingga research atau
penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan dan
mengkaji kebenaran suatu pengetahuan.
Research, menurut The Advanced
Learner’s Dictionary of Current English (1961) ialah penyelidikan atau
pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu
pengetahuan.
Menurut
Fellin, Tripodi dan Meyer (1969) riset adalah suatu cara sistematik untuk
maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat
disampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
Ciri-ciri
riset adalah sebagai berikut, yaitu bahwa riset: (Abisujak, 1981)
1. Dilakukan
dengan cara-cara yang sistematik dan seksama.
2. Bertujuan
meningkatkan, memdofikasi dan mengembangkan pengetahuaN(menambah perbendaharaan
ilmu pengetahuan)
3. Dilakukan melalui pencarian fakta yang nyata
4. Dapat
disampaikan (dikomunikasikan) oleh peneliti lain
5. Dapat
diuji kebenarannya (diverifikasi) oleh peneliti lain
D.
Penelitian
Ilmiah
Penelitian
yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian
harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian
ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu:
1.
Sistematik,
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai
pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2.
Logis,
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta
empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal,
yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara
berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus)
atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3.
Empirik,
artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta
aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil
coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
4.
Obyektif,
artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak
mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
5.
Replikatif,
artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
E.
Jenis-Jenis
Penelitian Ilmiah
Ada
tiga tingkatan penelitian ilmiah untuk sampai kepada perwujudan ilmu/teori,yaitu
:
1.
Penelitian
Eksploratif,Penelitian ekploratif adalah penelitian dalam untuk upaya mencari
masalah/menjajagi masalah.
2.
Penelitian
Pengembangan
3.
Penelitian
Verifikasi
2.2. Kehidupan Tingkat Sel
A.PENGERTIAN SEL
Setiap makhluk hidup tersusun dari bagian-bagian terkecil yang masing-masing bagian memiliki fungsi tertentu untuk dapat menunjang kehidupannya. Bagian terkecil ini disebut Sel.
Jadi, Sel
adalah unit atau satuan struktural dan fungsional terkecil dari
makhluk hidup.
Berdasarkan jumlah
sel penyusunnya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Bersel satu (uniseluler)
b. Bersel banyak (multiseluler)
B. ANATOMI DAN STRUKTUR SEL
Secara
anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran
Plasma atau Plasmalemma)
(Plasmalemma)Yaitu selaput atau membran sel yang
terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan
dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawaProtein). Lipoprotein ini tersusun
atas tiga lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah Protein
– Lipid – Protein Þ Trilaminer Layer.
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air)
sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu
selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari
Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan di lewati molekul
tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat
dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai
selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput
plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua
lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga
yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat
penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain. Selain itu
pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah.
Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma
yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Hal-hal pokok yang menyertai membran sel antara lain:
Ø
bagian
luar sel yg melindungi sel
Ø
berfungsi
mengatur keluar masuknya zat
Ø
bersifat semipermeabel (hanya dapat
dilalui oleh air)
Ø Terdapat pada sel hewan dan tumbuhan
2. Sitoplasma
dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang
berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan
memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Hal-hal pokok yang menyertai sitoplasma antara lain:
Ø Cairan kental yg berada di antara membran sel dan inti
sel
Ø Terdapat vakuola dan organel sel di dalamnya (badan golgi,
riboson, reticulum endoplasma, dan sentrosom pada hewan, plastida
pada tumbuhan)
Ø Jarang ditemukan pada hewan multiseluler
Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.Organel sel adalah benda-benda
solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan
fungsi-fungsi kehidupan).Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.) yaitu
struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis
RE yaitu :• RE. Granuler (Rough E.R)• RE. Agranuler (Smooth E.R). Fungsi R.E.
adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur
R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Fungsi Retikulum Endoplasma:
·
Menjadi
tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan
dari RE dan menuju ke sitosol
•
Memodifikasi protein yang disintesis oleh
ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
(RE kasar)
(RE kasar dan RE halus)
• Menetralkan racun
(detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
• Transportasi molekul-molekul dan
bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain
(RE kasar dan RE halus)
b. Ribosom (Ergastoplasma), Struktur ini
berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat
sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel
terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House),
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.Lapisan
dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan KristaFungsi mitokondria adalah sebagai
pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu
mitokondria diberi julukan “The Power House”. Peran utama mitokondria adalah
sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor
dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat
efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap
molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya
dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai
fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang
melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria.
Proses
pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat
kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II
(suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase),
kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan
Adenine Nucleotide Translocator (ANT)
d. Lisosom, Fungsi dari organel ini
adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu
enzimnya itu bernama Lisozym. Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk
mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan
pada tahun 1950 oleh Christian
de Duve dan ditemukan
pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim
hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase,
fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi
utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi. Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal
sebagai vakuola, yang selain untuk mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa
organik yang dihasilkan tanaman.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai
pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
Fungsi badan golgi:
1.
Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama
pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan
lain.
2.
Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi
sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
3.
Membentuk dinding sel tumbuhan
4.
Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada
spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan
lisosom.
5.
Tempat untuk memodifikasi protein.
6.
Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk
sekresi sel.
7.
Untuk membentuk lisosom
f. Sentrosom (Sentriol) Struktur
berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis).
Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini
hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida Dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan
makanan).
Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan hijau.
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen.
Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan hijau.
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen.
h. Vakuola (RonggaSel) Beberapa ahli
tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma
disebut TonoplasVakuola. Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap
dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di
dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat
rendah. Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian
besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel.
Bagi tumbuhan, vakuola berperan
sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung
pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses
pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola
kehilangan tekanan turgor pada dinding
sel. Dalam vakuola
terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak
mempunyai sistem ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa
vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan
reaksi biokimia.
i. Mikrotubulus Berbentuk benang
silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka
sel”. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain
itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen seperti Mikrotubulus,
tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan
miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.k.
Peroksisom (Badan Mikro). Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini
senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim
oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti
Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian antara lain : • Selaput Inti
(Karioteka)• Nukleoplasma (Kariolimfa)• Kromatin / Kromosom • Nukleolus(anak
inti).Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel
yaitu :• Sel Prokariotik sel yang tidak memiliki selaput inti, misalnya
dijumpai pada bakteri, ganggang biru.• Sel Eukariotik merupakan jenis sel yang
memiliki selaput inti. Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas
(kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang
mengatur sintesis protein.
Hal-hal pokok yang menyertai inti sel antara lain:
Ø Umumnya berbentuk bulat atau lonjong
Ø Terletak agak di tengah sel
Ø Berfungsi sbg pusat pengatur seluruh kegiatan sel
Ø Di dalamnya terdapat plasma yg disebut nukleoplasma. Di
dalam inti sel terdapat kromosom yg mengandung gen (DNA)
Ø Terdapat pada sel hewan dan tumbuhan
C.SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN
Sel tumbuhan
|
Sel hewan
|
Sel bakteri
|
Sel tumbuhan lebih besar
daripada sel hewan.
|
Sel hewan lebih kecil
daripada sel tumbuhan.
|
Sel bakteri sangat kecil.
|
Mempunyai bentuk yang tetap.
|
Tidak mempunyai bentuk yang
tetap.
|
Mempunyai bentuk yang tetap.
|
Mempunyai dinding sel [cell
wall] dari selulosa.
|
Tidak mempunyai dinding sel [cell
wall].
|
Mempunyai dinding sel [cell
wall] dari lipoprotein.
|
Mempunyai plastida.
|
Tidak mempunyai plastida.
|
Tidak mempunyai plastida.
|
Mempunyai vakuola [vacuole]
atau rongga sel yang besar.
|
Tidak mempunyai vakuola.
|
|
Menyimpan tenaga dalam
bentuk butiran (granul) pati.
|
Menyimpan tenaga dalam
bentuk butiran (granul) glikogen.
|
-
|
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].
|
Mempunyai sentrosom [centrosome].
|
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].
|
Tidak memiliki lisosom [lysosome].
|
Memiliki lisosom [lysosome].
|
|
Nukleus lebih kecil daripada
vakuola.
|
Nukleus lebih besar daripada
vesikel.
|
Tidak memiliki nukleus dalam
arti sebenarnya.
|
D. KOMPONEN KIMIA SEL
Secara struktural, sel merupakan penyusun makhluk hidup.
Seluruh kegiatan kehidupan sel merupakan akibat dari reaksi-reaksi kimia yang
berlangsung didalam sel. Senyawa kimia penysun sel disebut protoplasma, yang
merupakan substasi yang kompleks. Meskipun sebagian besar protoplasma terdiri
dari air, tetapi bahan yang memberi cirri pada struturnya ialah protein.
Unsure-unsur kimia penyusun protoplasma terdapat dalam bentuk senyawa kimia,
baik senyawa organic maupun senyawa anorganik. Senyawa organic dalam
protoplasma berupa karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.
1. KARBOHIDRAT
·
Unsur : Karbon (C), Fosfor (P), Oksigen (O), Hidrogen
(H), Nitrogen (N).
·
Sumber : Umbi-umbian, jagung, beras, roti, dll.
·
Klasifikasi : Monosakarida, Disakarida,
Polisakarida.
·
Fungsi :
Sebagai sumber dan cadangan energi.
2. LEMAK (Lipid)
·
Unsur
: Karbon (C), Fosfor (P), Oksigen
(O), Hidrogen (H), Nitrogen (N).
·
Sumber
: Daging, susu, telur, mentega,
keju, kelapa dan kacang.
·
Klasifikasi : Asam Lemak dan Gliserol.
·
Fungsi
: Penghasil kalori dan pelindung
alat-alat tubuh dan tubuh dari suhu rendah.
3. PROTEIN
·
Unsur
: Karbon (C), Oksigen (O),
Hidrogen (H), Nitrogen (N).
·
Sumber
: Daging, susu, telur, mentega, keju,
kelapa dan kacang.
·
Klasifikasi
: Albumin, Globulin,
Glikoprotein, Nukleoprotein, Lipoprotein dan Kromoprotein.
·
Fungsi : Penghasil energi dan menjaga
keseimbangan asam basa dalam tubuh.
4. ASAM NUKLEAT
·
Unsur
: Karbon (C), Oksigen (O),
Hidrogen (H), Nitrogen (N).
·
Sumber
: Seluruh bahan makanan.
·
Klasifikasi
: Ribonukleat (RNA) dan
Deoksiribonukleat (DNA).
·
Fungsi :
Mengontrol aktifitas sel dan membawa informasi genetic.
2.3. Kehidupan Tingkat Individu dan Populasi
A. INDIVIDU
Setiap jenis makhluk hidup terdiri atas beberapa individu.
Individu ialah sebutan untuk setiap makhluk hidup tunggal seperti seekor ikan,
seekor katak, setangkai teratai, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.
Dalam mempertahankan hidup, setiap jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup
yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan
diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah
tersebut, organism harus memiliki struktur khusus seperti: duri, sayap,
kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti
membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan.
Istilah individu berasal dari bahasa Latin individum yang berarti tidak dapat
dibagi. Sebagai gambaran adalah sebagai berikut.
1. Seekor
ayam adalah individu. Bila seekor ayam itu dipotong dan dibelah menjadi dua,
masing-masing potongan tersebut tidak
dapat disebut individu.
2. Sebatang
ketela pohon adalah individu. Bila dipotong-potong, maka setiap potongan tersebut
tidak dapat disebut individu. Tetapi bila setiap potongan ditanam dan kenudian
tumbuh, maka tiap-tiap potongan yang telah tumbuh dapat disebut individu.
Individu artinya tidak dapat dibagi namun dapat dilihat,
diukur, dihitung, dan dipakai dalam percobaan. Dari individu dapat dikumpulkan
bernacam-macam data agar dapat dipahami dunia kehidupan suatu kesatuan.
Individu
merupakan satu kesatuan yang didalamnya menunjukkan terjadinya prosess
kehidupan. Proses hidup dilakukan dalam bungkusan yang tersendiri. Setiap hewan
merupakan satu bungkusan yang melakukan proses hidup dalam tubuhnya.
Dua
individu dikatakan sama karena:
1. Apabila individu-individu
tersebut bisa melakukan perkawinan dan menghasilkan individu yang baik.
2. Memiliki cirri anatomi dan fisiologi
yang sama.
B.POPULASI
Populasi
sering didefinisikan sebagai sekelompok organisme dari spesies yang sama yang
secara kolektif menempati suatu ruang atau tempat tertentu dan waktu tertentu.
Oleh karena itu bila kita membicarakan populasi kita harus menyebutkan jenis
individu (spesies) yang kita bicarakan dan kita perlu juga menentukan
batas-batas waktu dan tempat bahkan kuantitas.
Karakteristik
populasi yaitu:
b. Untuk
menyatakan ukuran/besarnya populasi, pengertian kerapatan populasi (population
density, densitas populasi) banyak dipakai. Kerapatan populasi dapat dinyatakan
dalam jumlah individu/satuan ruang (luas) atau jumlah individu/volume (liter).
c. Perubahan-perubahan
kepadatan populasi, istilah yang sering digunakan adalah dinamika populasi.
Untuk
memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan populasi kita harus mengenal
istilah-istilah yang dipakai, bahkan karena penelitian tentang populasi
menggunakan angka-angka, maka juga harus mengerti tentang matematika.
Istilah-istilah yang dimaksud misalnya yang dijumpai dalam mempelajari
karakteristik populasi.
Populasi
yaitu kumpulan organisme sejenis yang mendiami suatu habitat. Kata populasi berasal
dari bahasa Latin populus yang
artinyasemua orang sebangsa yang bertempat tinggal pada suatu tempat. Dalam
biologi, populasi berarti semua individu sejenis yang menempati suatu daerah
tertentu.
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat
berkembangbiak serta berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang
sama.
Dapat dikatakan populasi jika disebutkan:
1. Jenis
individunya
2. Batasan
waktu
3. Tempat/lokasi
4. Kuantitas
(jumlahnya)
Contohnya: Jumlah badak di Ujung
Kulon pada tahun 1989 adalah 50 ekor.
Di dalam populasi, ada tiga pola penyebaran secara umum,
yaitu acak, teratur, dan berkelompok. Sedangakan faktor-faktor yang berperan
dalam penyebarannya antara lain:
1. Suhu
2. Kelembaban
3. Cahaya
4. Struktur tanah dan nutrient
5. Kimia air, pH, dan salinitas
6. Aliran air, O2, dsb.
Adapun sifat-sifat populasi yaitu:
1. Kepadatan
(D)
Kepadatan
populasi adalah jumlah populasi yang menempati suatu luas wilayah tertentu.
Kepadatan populasi merupakan rasio jumlah individunya (N) dibagi pada
wilayahnya (S). Rumus: D=N/S. Bila populasi menyusut sedangkan luas daerah
tempat tinggal tetap, maka kepadatan populasi turun. Sebaliknya bila populasi meningkat sedangkan luas daerah
tempat tinggal tetap, maka kepadatan populasi naik.
2. Perubahan
kepadatan
Penyebab perubahan
populasi antara lain:
·
Natalitas/kelahiran (N)
·
Mortalitas/kematian (M)
·
Imigrasi/datang/masuk (I), yang dapat
disebabkan kelahiran dan atau kedatangan Dari tempat lain.
·
Emigrasi/pergi/keluar (E), yang dapat
disebabkan kematian dan atau kepindahan ke tempat lain.
Perubahan populasi pada tumbuhan dan hewan dapat
terjadi karena perubahan lingkungan, seperti perubahan suhu, kadar air tanah,
atau curah hujan.
3. Vitalitas
Ø
Menggambarkan
rasio antara jumlah anggota muda dengan anggota seluruh populasi itu.
Ø
Menunjukkan
tingkat harapan hidup atau tumbuh dari suatu populasi.
Vitalitas tinggi terjadi apabila jumlah
anggota muda banyak dan jumlah anggota tua sedikit. Sebaliknya, vitalitas
rendah terjadi apabila jumlah anggota muda sedikit dan jumlah anggota tua
banyak.
2.4. Kehidupan Tingkat Komunitas
Komunitas
yaitu kumpulan berbagai macam makhluk hidup dimana satu sama lain saling
berhubungan. Komunitas di alam pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Komunitas
terestrial, dapat dijumpai pada kelompok organisme di hutan, padang rumput,
padang pasir.
2. Komunitas
akuatis, dapat berupa kelompok organisme yang hidup di kolam, sungai, dan laut.
Untuk menyebut nama komunitas, umumnya dilakukan dengan
menggunakan “wujud” yang khas dari suatu komunitas. Ini berkenaan dengan jumlah
yang paling sering dijumpai dalam suatu komunitas yaitu disebut dengan istilah spesies dominan.
Karakter kominitas dibagi menjadi dua yaitu:
1. Kualitatif, seperti komposisi,
bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi,
densitas dan densitas relatif.
3. Sintesis, proses
perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung
lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan.
Di dalam suatu komunitas berlangsung hubungan pola kehidupan
yang didasari atas prinsip makan memakan. Hubungan makan memakan sebenarnya
merupakan
mekanisme
perpindahan energi satu kelompok ke kelompok yang lain. Peristiwa ini dikenal
dengan istilah rantai memakan.
Hubungan antar spesies di dalam suatu komunitas alam merupakan peristiwa yang
tidak dapat dipisahkan dengan upaya alam untuk keseimbangan komunitas itu
sendiri, sehingga pola rantai makanan dengan sendirinya merupakan hokum alam
dalam menjaga keseimbangan komunitas.
Pola komunitas pada komunitas hutan, terbentuk pola komunitas
khas. Ada lapisan-lapisan ketinggian tertentu dari pohon, cabang, ranting, dan
daun membentuk komunitas-komunitas dengan produsen dan konsumen yang
berbeda-beda. Ada komunitas kecil di dalam komunitas besar. Ada mikrohabitas di
dalam habitas (di celah kulit pohon pinus, ruang diantara dedaunan).
Dapat disebut sebagai nama komunitas yaitu berdasarkan:
1. Populasi
dominan
2. Gabungan
populasi dominan
3. Sifat
lingkungan (misalnya hutan hujan tropis)
4. Sifat
khas tumbuhan dominan (misalnya komunitas sklerofil=daun keras)
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari
komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya.
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu
daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas
sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme,
misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari
ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas
sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air
sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak
hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi
antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon.
2.5. Kehidupan Tingkat Ekosistem
Ekosistem
adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk suatu hubungan
timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen suatu ekosistem mencakup
seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang terdapat di dalamnya.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk
hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh
dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari
setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik
antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran
energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas
berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu system. Organisme
akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga
mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan
pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik
menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk
kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda
dengan planet lain dalam tata
surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran
suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya
serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang
dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum
toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun
memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan
demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam
ekosistem
tersebut terdapat bambu sebagai sumber
makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya
karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
B. KOMPONEN-KOMPONEN
PEMBENTUK EKOSISTEM
·
Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah
komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat
berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.Sebagian besar komponen
abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.
Komponen abiotik dapat berupa bahan
organik, senyawa anorganik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi organisme,
yaitu:
7.
[Suhu]. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur
dalam tubuhnya.
8.
[Air]. Ketersediaan air mempengaruhi
distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air
di gurun.
9.
[Garam]. Konsentrasi garam mempengaruhi
kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis.
Beberapa organisme terestrial
beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
10. [Cahaya matahari]. Intensitas dan kualitas
cahaya mempengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada
lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau
cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat
peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
11. [Tanah] dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi
struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme
berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
12. [Iklim].
Iklim adalah kondisi cuaca
dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah
yang dihuni komunitas
tertentu.
·
Biotik (terdiri Dari makhluk hidup)
1. Produsen:
dapat membuat makanan sendiri. Cisalnya pada tumbuhan hjau.
2. Konsumen:
pemakai, makanannya berasal Dari makhluk hidup lain.
3. Pengurai:
merombak sisa-sisa organism.
C.
TIPE-TIPE EKOSISTEM
·
Akuatik
(Air)
Contohnya: ekosistem air tawar, ekosistem air
laut, estuari (muara), ekosistem pantai, ekosistem sungai, ekosistem terumbu
karang, ekosistem lamun (seagrass=tumbu-tumbuhan
berbunga yang hidup di lingkungan laut).
·
Terestrial
(Darat)
Contohnya: hutan hujan tropis, sabana, padang
rumput, gurun, hutan gugur, taiga, Karst (batu gamping /gua), dan
tundra.
·
Buatan
Ekosistem
buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan
peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan adalah ekosistem sawah, kebun, kolam, waduk, akuarium,
dan bendungan.
·
perkebunan
sawit
·
ekosistem
ruang angkasa.
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi
sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung
dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.
Ekosistem
ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri
kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan
selalu bergantung pada bumi.
D.
KEBERGANTUNGAN
EKOSISTEM
Kebergantungan antar komponen biotik
dapat terjadi melalui:
1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi
melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari
rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme
pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi
pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya
adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa
disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer
merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu
tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
2. Jaring- jaring
makanan, yaitu
rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa
sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena
setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup
lainnya.
2.6. Keanekaragaman Makhluk Hidup
Keanekaragaman makhluk
hidup terjadi karena:
Ø Tidak
ada dua organisme yang sama persis
Ø Setiap
organism memiliki cirri
Ø Suatu
ciri tertentu organisme ada kemungkinan sama dengan ciri pada organisme lain.
Klasifikasi merupakan pengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan persamaan dan perbedaan morfologi, fisiologi, anatomi, habitat, dan
distribusi.
Adapun asas-asas
klasifikasi antara lain sebagai berikut:
1. Penentuan
macam persamaan yang terpenting untuk tujuan klasifikasi.
2. Klasifikasi
berdasarkan prinsip homologi yang merupakan klasifikasi yang berdasarkan pada
kekerabatan.
3. Kunci
determinasi untuk menentukan kedudukan sistematik suatu makhluk hidup.
4. Kunci
dikotomis untuk menentukan daftar cirri-ciri yang berpasangan untuk menentukan
kelompok suatu makhluk hidup.
5. Penyandraan
dengan menyebutkan cirri-ciri untuk melukiskan secara rinci keadaan morfologi
bagian atau seluruh tumbuhan.
6. Sasaran
pengamatan berupa focus pengamatan dari bagian tumbuhan yang akan kita jadikan
acuan penentuan cirri-ciri yang berpasangan.
7. Variabel,
yaitu berupa ciri-ciri dari sasaran pengamatan yang memiliki variasi.
Keanekaragaman organisme dapat terjadi
pada tingkat:
§ Gen:
factor penentu sifat dalam kromosom
§ Sel:
satuan struktural dari makhluk hidup yang bervariasi
§ Individu/spesies
A.
Pengklasifikasian Makhluk Hidup
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Hal ini mendorong
para ahli mencari cara untuk mempelajarinya, yaitu dengan menggunakan suatu
sistem tertentu yang disebut klasifikasi.
Ilmu tentang pengelompokkan makhluk hidup ini disebut
taksonomi. Dasar pengelompokkan makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan
perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain.
1.
Tata Nama Makhluk Hidup
Klasifikasi
dilakukan berdasarkan kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara
perkembangbiakannya. Dengan klasifikasi akan terbentuk kelompok-kelompok
makhluk hidup yang disebut takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk
hidup diberi nama berdasarkan kelompok yang dimilikinya. Sistem tata nama yang
dipakai saat ini adalah sistem tata nama biner yang disebut binomial
nomenclature yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus yang dijuluki Bapak
Taksonomi.
Pemberian
nama ilmiah makhluk hidup menggunakan bahasa Latin, dan terdiri dari dua kata
yang menunjukkan nama genus dan spesies. Huruf pertama pada kata pertama
ditulis kapital atau huruf besar, dan pada kata kedua ditulis dengan huruf
kecil. Kedua kata ini ditulis mir ing. Contohnya: Oryza sativa (padi)
dan Gnetum gnemon (melinjo).
Jika
nama makhluk hidup lebih dari dua kata, maka kata kedua harus disatukan atau
diberi tanda penghubung dan ditulis miring. Contohnya, kembang sepatu bisa
ditulis Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
Berdasarkan
taksonomi yang dikembangkan Linnaeus, dunia tumbuhan dan hewan dibagi menjadi
beberapa takson, yaitu kingdom ( k erajaan), filum (keluarga besar), class
(kelas), ordo (bangsa), family (suku), genus (marga), dan spesies (jenis).
Urutan dari kingdom ke spesies berdasarkan persamaan ciri-ciri yang paling
umum, kemudian makin ke bawah persamaan ciri-ciri makin khusus dan perbedaan
makin kecil.
2. Klasifikasi Makhluk Hidup
Pada
1969, ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan animalia.
Sistem ini banyak
digunakan para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan pada
susunan sel dan cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Beberapa klasifikasi
tersebut adalah sebagai berikut:
·
Monera
Ciri-ciri monera a
dalah uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran
inti), dan memiliki reproduksi secara aseksual.
·
Bakteri
Bakteri
memiliki sel uniseluler dan prokariotik. Umumnya tidak memiliki klorofil,
namun ada yang memiliki klorofil sehingga dapat mela-kukan fotosintesis. Ukuran
bakteri sangat kecil, hanya beberapa mikron.
·
Ganggang hijau biru (Cyanobacteria)
Cyanobacteria
tidak semuanya bersel satu (uniseluler). Cyanobacteria memiliki klorofil
sehingga mampu berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Tempat hidup Cyanobacteria
di danau, laut, sungai, rawa, batu, tanah, di air dengan suhu yang tinggi,
maupun di air dengan tingkat keasaman tinggi (pH = 4). Contohnya, Spirulina
(dapat digunakan sebagai sumber makanan yang kaya protein).
·
Protista
Ciri-ciri
protista a dalah eukariotik (mempunyai membran
inti),
uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
·
Dan lain-lain.
B.ORGANISASI KEHIDUPAN
1.
Sel
Sel
adalah satuan terkecil makhluk hidup yang menyusun tubuh makhluk hidup, bentuk
dan ukurannya bermacam-macam. Sel juga merupakan satuan fungsi kehidupan karena
dalam sel terjadi fungsifungsi atau kegiatan hidup.Ukuran sel sangat kecil
sehingga bagian-bagian sel dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
2. Jaringan
Jaringan
adalah kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan pada
tumbuhan dan hewan berbeda.
3.
Organ
Jaringan
yang m emiliki bentuk dan fungsi yang sama akan membentuk organ. Organ pada
tumbuhan adalah akar, batang, daun, bunga, biji dan buah. Organ-organ ini
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Organ pada manusia dan hewan adalah mata,
hidung, telinga, usus, dan lain lain.
4.
Sistem Organ
Sistem organ a dalah kumpulan dari organ-organ yang
saling bekerja sama membentuk suatu sistem. Contoh sistem organ adalah sistem
pernapasan yang terbentuk dari organ hidung, paru-paru, bronkus, dan
tenggorokan.
5.
Individu
Semua
sistem organ akan bekerja sama untuk melakukan fungsi hidup atau proses
kehidupan dan membentuk organisme. Sistem organ ini saling mempengaruhi sistem
organ yang lain. Jika satu sistem organ rusak akan mengganggu sistem organ yang
lain.
2.7. Pewarisan Sifat: Hukum Dominan pada Monohibrid dan Dihibrid
A. PERSILANGAN DENGAN SATU SIFAT BEDA (MONOHIBRID)
Persilangan monohibrit
atau monohibridisasi adalah suatu persilangan dengan satu sifat beda. Prinsip
pembentukan gamet pada genotipe induk yang heterozigot denagn pemisahan alel
tersebut terkenal dengan Hukum Mandel 1 yang disebut Hukum Segresi Bebas
(pemisahan gen secara bebas).
Pada
persilangan monohibrid, misalnya Mendel menyilangkan tanaman Antirrinum majus
berbunga merah galur murni (MM) dengan bunga putih galur murni (mm). Ternyata
seluruh keturunan pertama berbunga merah muda (Mm). Warna merah muda ini
terjadi karena pengaruh gen dominan yang tidak sempurna (kodominan). Untuk
memperoleh F2 maka Mendel menyilangkan sesame F1.
B. PERSILANGAN DENGAN DUA SIFAT BEDA (DIHIBRID)
Persilangan
dihibrit atau dihibridisasi ialah persilangan (pembastaran) dengan dua sifat
beda.Jika prinsip-prinsip Mandel kita jadikan empat prinsip, maka dapat kita
simpulkan separti berikut ini.
1) Prinsip hereditas: menyatakan bahwa
pewarisan sifat-sifat organisme dikendalikan oleh faktor-faktor menurun.
2) Prinsip segresi bebas: pada pembentukan
gamet, pasangan gen memisah secara bebas sehingga tiap gamet mendapatkan salah
satu gen dari pasangan gen (alel) tersebut.
3) Prinsip berpasangan secara bebas : pada
pembuahan (fertilisasi), gen-geen dari gamet jantan maupun gen- gen dari gamet
betina akan berpasangan secara bebas.
4) Prinsip dominan penuh atau tak penuh
(intermediet) : pada dominasi penuh fenotipee gen ddominan akaan menutupi
pengaruh gen resesif.
Untuk mempelajari persilangan dua sifat beda. Persilangan
dihibrid adalah persilangan dengan memperhatikan dua sifat yang berbeda.
Misalnya, ercis berbiji bulat berwarna kuning (BBKK) disilangkan dengan ercis
berbiji keriput berwarna hijau (bbkk). Karena sifat bulat dan kuning dominan
terhadap sifat keriput dan hijau, maka turunan pertama semuanya berbiji bulat
kuning heterozigot (BbKk). Jika sesama F1 ini disilangkan, akan diperoleh 16
kombinasi genotipe dan 4 macam fenotipe. Untuk lebih jelasnya perhatikan
diagram berikut ini.
Dengan demikian perbandingan fenotipe F2 pada persilangan
dihibrid adalah bulat kuning : bulat hijau: keriput kuning : keriput
hijau = 9 : 3 : 3 : 1. Jika dari persilangan tersebut dihasilkan
1600 keturunan, maka kemungkinan diperoleh ercis berbiji bulat warna kuning
ialah: 9/16 × 1600 = 90 pohon.
2.8. Sifat Intermediat dan Sifat Kodominan
A.SIFAT
INTERMEDIET (incomplete Dominance=Dominasi
tak sempurna)
Intermediet
adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat kedua induknya.
Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul sama kuat
(kodominan). Misalnya bunga warna merah disilangkan dengan bunga warna putih,
menghasilkan keturunan berwarna merah muda.
Alel-alel
yang dominan tak sempurna adalah alel-alel yang tidak memiliki hubungan
dominasi dan menghasilkan heterozigot dengan fenotip intermediet yang berbeda
dari kedua induknya yang homozigot.
Fenotip
heterizigot mungkin tampak seperti “campuran” tetapi masing-masing alel terjaga
identitas individunya dan alel-alel akan tersegresi dari satu sama lain saat
pembentukan gamet.
B.SIFAT KODOMINAN
Kodominan yaitu alel-alel yang tidak memiliki hubungan
dominan dan resesif serta dapat teramati sekaligus secara fenotipik. Hal itu
berarti efek fenotipik masing-masing alel teramati pada kondisi heterozigot.
Bagi alel-alel kodominan digunakan symbol-simbol dasar berhuruf besar.
Contoh alel-alel yang mengatur system golongan darah M-N pada
manusia adalah kodominan, dan dapat dilambangkan dengan menggunakan symbol LM
dan LN, dengan huruf dasar (L) diberikan sebagai penghormatan
terhadap kedua penemunya (LANDSTEINER dan LEVINE).
Aglutinasi sel-sel darah merah terjadi sebagai akibat reaksi
antara antiserum dan sebuah antigen protein spesifik (misalnya, anti-M hanya
beraksi dengan protein M) dan nonaglutinasi dilambangkan (o) terjadi ketika
tidak terdapat antigen spesifik (misalnya, anti M tidak akan mengaglutinasi
sel-sel berprotein N jika tidak M). Mirip dengan itu, sel-sel yamg memiliki
antigen N hanya akan mengaglutinasi dengan antibody anti-N.
2.9. Pewarisan Sifat: Hukum Segresi, Perkawinan Balik“backcross”
dan Uji Silang “testcross”
A.HUKUM SEGRESI
Hukum pemisahan (segregation)
dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum
Pertama Mendel. Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent)
yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Sebelum melakukan
suatu persilangan, setiap individu menghasilkan gamet-gamet yang kandungan
gennya separuh dari kandungan gen pada individu. Sifat organisme dikendalikan
oleh gen yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Setiap sifat dikendalikan oleh sepasang alel yang terdapat pada satu lokus dari
suatu kromosom. Antara dua alelpada satu lokus mungkin mempunyai hubungan
dominan-resesif atau kodominan.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1.
Gen memiliki
bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak
dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah),
dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2.
Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari
tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di
sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di
sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel
yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu
terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang
tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk
pada turunannya.
B. PERSILANGAN BACKCROSS DAN
TESTCROSS
Backcross (silang
balik) ialah persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya(induk
dominant atau induk resesif). Tujuan backcross adalah mencari genotype tetua.
Misalnya individu Aa hasil persilangan antara AA dan aa dapat disilangkan, baik
dengan AA maupun aa. Silamg balik antara Aa dan AA akan menghasilkan suatu
macam fenotipe, yaitu A- atau dua macam genotipe, yaitu AA dan Aa
dengan nisbah 1:1. Sementara itu, silang balik antara Aa dan aa akan
menghasilkan dua macam fenotipe, yaitu A- dan aa dengan nisbah 1:1,
atau dua macam genotipe, yaitu Aa dan aa dengan nisbah 1:1.
Manfaat praktis
sifat balik adalah untuk memasukkan gen tertentu yang diinginkan ke dalam suatu
individu melalui silang balik yang dilakukan berulang-ulang dapat dimungkinkan
terjadinya pemisahan gen-gen tertentu yang terletak pada satu kromosom sebagai
akibat berlangsungnya peristiwa pindah silang. Hal ini hanya diterapkan
dibidang pertanian. Misalnya untuk memisahkan gen yang mengatur daya serapan
beras dan gen yang menyebabkan rasa nasi kurang enak. Dengan pemisahan dua gen
yang terletak pada satu kromosom ini dapat diperoleh varietas padi yang
berasnya tahan simpan dan rasa nasinya enak.
Testcross ialah
perkawinna F1 dengan salah satu induk yang resesif. Testcross disebut juga
perkawinan pengujian(uji silang) Karena bertujuan mengetahui apakah suatu
individu bergenotipe homozigot(galur murni) atau heterozigot.Jika hasil
testcross menunjukn perbandingan fenotipe keturunan yang memisah 1:1, dapat
disimpulkan bahwa individu yang diuji hererozigot, berarti bukan galur
murni.Sedangkan jika hasil testcross 100% bergenotipe sama,berarti homozigot.
Akan tetapi silang
uji (test cross) sebenarnya tidak harus terjadi pada suatu individu dengan
tetuanya yang homozigot resesif. Pada prinsipnya semua persilangan yang
melibatkan individu homozigot resesif (baik tetua maupun bukan tetua) dinamakan
silang uji.
Istilah silang uji
digunakan untuk menunjukkan bahwa persilangan semacam ini dapat menentukan
genotipe suatu individu. Misalnya, suatu tanaman yang fenotipenya tinggi (D-) dapat ditentukan genotipenya
(DD atau Dd) melalui silang uji dengan tanaman homozigot resesif (dd).
Kemungkinan hasilnya dapat dilihat pada diagram berikut ini:
DD
* dd / Dd * dd
Dd
(tinggi), Dd (tinggi)
,dd
(pendek)
Jadi, apabila
tanaman tinggi yang disilang uji adalah homozigot(DD), maka hasilnya berupa
satu macam fenotipe, yaitu tanaman tinggi. Sebaliknya, jika tanaman tersebut
heterozigot (Dd), maka hasilnya ada dua macam fenotipe, yaitu tanaman tinggi
dan pendek dengan nisbah 1:1.
2.10. Perkembangbiakan Secara Vegetatif
A.PENGERTIAN
Perkembangabiakan
vegetatif terjadi tanpa adanya peleburan sel jantan dan betina, dapat terjadi
pada tumbuhan maupun hewan. Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi
vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan dengan membelah diri
biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah,bersel satu/protoza, misalnya: amuba
dan paramaecium. Pembelahan diri biner jika terjadi pembelahan individu menjadi
2 individu baru, dan disebut pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan
spora) jika pembelahan individu menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium
B.PERKEMBANGBIAKAN
VEGETATIF PADA HEWAN DAN TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
a) Membelah
diri dan fragmentasi, contoh: organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru
(bakteri). Sedangkan fragmentasi yaitu dengan cara memotong-motong tubuhnya,
contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing pipih). Tunas, contoh: Hydra dan
ragi (Saccharomyces).
b) Spora: perkembangbiakan dengan spora antara lain: jamur,
alga, lumut dan paku. Pada jamur, spora dibentuk di dalam kotak spora
(sporangium). Pada ganggang (alga), sporanya dilengkapi dengan alat gerak
berupa bulu cambuk atau bulu getar sehingga dapat bergerak, spora ini disebut
zoospora. Pada paku, biasanya spora terletak di daun-daun sebelah bawah, tampak
sebagai bintik-bintik hitam yang dinamakan sorus. Sorus tersebut dilindungi
indisium.
C.
PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN BIJI
a.
Vegetatif alami, tanpa bantuan manusia:
1) Rhizoma atau akar rimpang, yaitu batang yang tumbuh mendatar yang terletak di bawah permukaan tanah. Rhizoma berbuku-buku dan bersisik, dan di ujungnya ada kuncup. Pada ketiak sisik terdapat tunas. Contoh: lengkuas, kunyit, temulawak, alang-alang dan sebagainya.
2) Umbi lapis, terdiri atas cakram dan umbi yang belapis-lapis. Contoh: bawang putih, bawang merah, bakung dan bunga tulip.
3) Umbi batang, merupakan batang yang tumbuh ke dalam tanah yang menggembung dan membentuk umbi dilengkapi dengan mata tunas. Contoh: kentang dan gembili.
4) Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi menyimpan makanan. Contoh: singkong dan bunga dahlia.
5) Geragih atau stolon, yaitu batang yang menjalar di atas permukaan tanah. Contoh: pegagan, rumput teki dan arbei.
6) Tunas, dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang tidak jauh dari induknya dan akhirnya membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu dan tebu.
1) Rhizoma atau akar rimpang, yaitu batang yang tumbuh mendatar yang terletak di bawah permukaan tanah. Rhizoma berbuku-buku dan bersisik, dan di ujungnya ada kuncup. Pada ketiak sisik terdapat tunas. Contoh: lengkuas, kunyit, temulawak, alang-alang dan sebagainya.
2) Umbi lapis, terdiri atas cakram dan umbi yang belapis-lapis. Contoh: bawang putih, bawang merah, bakung dan bunga tulip.
3) Umbi batang, merupakan batang yang tumbuh ke dalam tanah yang menggembung dan membentuk umbi dilengkapi dengan mata tunas. Contoh: kentang dan gembili.
4) Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi menyimpan makanan. Contoh: singkong dan bunga dahlia.
5) Geragih atau stolon, yaitu batang yang menjalar di atas permukaan tanah. Contoh: pegagan, rumput teki dan arbei.
6) Tunas, dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang tidak jauh dari induknya dan akhirnya membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu dan tebu.
b. Vegetatif buatan, dengan bantuan manusia;
1) Mencangkok, yaitu dengan mengupas kulit sampai ke bagian kayunya. Bagian yang licin dari kayu yaitu kambium harus dibuang, selanjutnya ditutup dengan tanah basah yang subur kemudian dibungkus. Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya.
1) Mencangkok, yaitu dengan mengupas kulit sampai ke bagian kayunya. Bagian yang licin dari kayu yaitu kambium harus dibuang, selanjutnya ditutup dengan tanah basah yang subur kemudian dibungkus. Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya.
2) Menempel atau okulasi, yaitu dengan menempelkan mata tunas
dari suatu tanaman ke mata tunas tanaman lainnya yang sejenis.
3) Menyambung (mengenten/kopulasi) yaitu menggabungkan bagian
tanaman satu ke bagian tanaman lain untuk mendapatkan tanaman baru yang
memiliki sifat lebih baik.
4) Stek, yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain.Ada
stek batang dan stek daun. Contoh stek batang: singkong, ketela rambat, sirih,
lada dan lain-lain. Contoh stek daun: cocor bebek.
5) Merunduk, yaitu dengan merundukkan batang atau cabang yang dibengkokkan ke bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan akar-akar baru. Contoh: apel, alamanda, kaca piring dan sebagainya.
4) Stek, yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain.
5) Merunduk, yaitu dengan merundukkan batang atau cabang yang dibengkokkan ke bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan akar-akar baru. Contoh: apel, alamanda, kaca piring dan sebagainya.
Keuntungan memperbanyak secara vegetatif:
1.
Diperoleh
sifat keturunan baru sama dengan induknya
2.
Lebih
cepat memperoleh hasil (berbuah)
Kerugian memperbanyak secara vegetatif:
1.
Tanamannya
tidak sekokoh bila ditanam dari biji.
2.
Jumlah
turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas
3.
Tanaman
induk akan menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau
dicangkok.
2.11. Perkembangbiakan Secara Generatif
A.PENGERTIAN
Perkembangbiakan secara generatif merupakan suatu cara untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dengan menggunakan alat-alat perkembangbiakan,
yaitu alat kelamin jantan yang menghasilkan sperma dan alat kelamin betina yang
menghasilkan sel telur.
Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan
melalui proses penyerbukan dan pembuahan, sedangkan perkembangbiakan hewan melalui
proses pembuahan.
B.PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF HEWAN
DAN TUMBUHAN
·
Hewan
Berdasarkan tempat terjadinya, pembuahan dibedakan
atas:
1.
Pembuahan luar, pertemuan sperma dan
ovum terjadi di luar tubuh, mislnya: ikan dan katak. Pada pembuahan eksternal (pembuahan
luar), sel telur dan sel sperma dihasilkan dalam jumlah besar karena:
1. kemungkinan terjadinya fertilisasi kecil
2. kemungkinan telur yang dihasilkan akan dimakan oleh hewan lain atau mati karena perubahan lingkungan
1. kemungkinan terjadinya fertilisasi kecil
2. kemungkinan telur yang dihasilkan akan dimakan oleh hewan lain atau mati karena perubahan lingkungan
2.
Pembuahan dalam, pertemuan sperma dan
ovum terjadi di dalam tubuh, misalnya reptilia, burung dan manusia.
·
Tumbuhan
Bunga pada tumbuhan
mengandung alat-alat perkembangbiakan. Bagian-bagian dari bunga antara lain:
dasar bunga, kelopak, mahkota, sari dan putik. Mahkota dan kelopak bunga
merupakan alat perhiasan bunga yang umumnya berwarna warni.
Sedangkan sari dan putik merupakan alat kelamin bunga.
a. Benang
sari meliputi kepala sari dan tangkai sari. Pada kepala sari terdapat kotak
sari yang di dalamnya terdapat serbuk sari.
Putik terdiri atas
kepala putik, tangkai putik dan bakal buah
Macam-macam bunga berdasarkan kelengkapan alat perkembang biakan:
Macam-macam bunga berdasarkan kelengkapan alat perkembang biakan:
1. Bunga
lengkap, memiliki perhiasan dan alat kelamin.
2. Bunga
tidak lengkap apabila satu atau lebih dari perhiasan bunga tidak ada.
3. Bunga
sempurna, apabila sari dan putik terdapat dalam satu bunga.
b. Bunga
tidak sempurna, apabila hanya salah satu alat kelamin saja yang terdapat pada
satu bunga. Dikenal bunga jantan (hanya sari saja yang ada) dan bunga betina (hanya putik saja). Tumbuhan berumah satu,
apabila dalam satu
pohon terdapat alat kelamin jantan dan betina. Tumbuhan berumah dua,
apabila dalam satu pohon terdapat hanya satu alat kelamin.
Penyerbukan yaitu jatuhnya sari di atas kepala putik.
Penyerbukan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu sinar matahari, angin, hewan,
air dan manusia.
Macam-macam penyerbukan berdasarkan penyerbukannya:
1. Penyerbukan
oleh angin, ciri bunganya mahkota kecil/tidakbermahkota, warna mahkota tidak
menarik, tidak ada kelenjar madu, sari kecil, jumlah sari banyak dan ringan
(mudah dibawa angin), sari memiliki sayap, kedudukan sari bergantungan, putik
besar dan menjulur ke luar, tangkai bunga panjang.
2. Penyerbukan
oleh hewan seperti serangga, kupu-kupu, burung dan kelelawar. Ciri bunga yang
penyerbukannya dibantu serangga; mahkota besar dan mencolok warnanya, mempunyai
bau yang khas, menghasilkan kelenjar madu, serbuk sari mudah melekat.
3. Penyerbukan
oleh air, misalkan Hydrilla.
4. Penyerbukan
oleh manusia misalnya vannili.
Sifat penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari:
1. Penyerbukan
sendiri, sari jatuh pada putik dalam satu bunga.
2. Penyerbukan
tetangga sari jatuh ke putik pada bunga yang berbeda dalam satu pohon.
3. Penyerbukan
silang, sari dan putik berasal dari pohon yang berbeda yang sejenis.
4. Penyerbukan
bastar, sari dan putik berasal dari tanaman yang berbeda varietasnya.
Dalam proses penyerbukan, sel jantan pada serbuk
sari meluncur menuju bakal buah. Peristiwa ini disebut pembuahan.Setelah
terjadi penyerbukan menyusul pembuahan (peleburan antara sperma dengan ovum).
1. Serbuk
sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal biji. Inti serbuk
sari membelah menjadi dua, yaitu inti vegetatif dan generatif. Inti generatif
menghasilkan 2 spermatozoid. Spermatozoid masuk ke ruang bakal biji melalui
mikrofil.
2. Bersamaan
dengan pembentukan sperma pada sari, di ruang bakl biji terjadi juga
pembentukan sel telur dan inti kandung lembaga (inti ganda lembaga).
3. Sperma
1 + sel telur => zygot => menjadi lembaga
4. Sperma
2 + inti kandung lembaga => endosperm (putik lembaga).
5. Putik
lembaga merupakan tempat cadangan makanan bagi lembaga
Setelah proses penyerbukan dan pembuahan, mahkota bunga segera layu dan
pembentukan buah dimulai.
Perkembangbiakan yang menggunakan
biji dinamakan dengan perkembangbiakan generatif. Kelemahannya lamanya waktu yang dibutuhkan dari menanam
hingga berbuah. Juga biji yang ditanam kadang-kadang tidak sama dengan
induknya. penyebabnya adalah pada saat penyerbukan, bunga mendapat tepung sari
dari pohon lain sehingga terjadi penyerbukan
silang (serbuk sari datang dari bunga lain tetapi pohonnya masih
sejenis), atau bahkan penyerbukan
bastar (serbuk dari dari bunga dan pohon yang berbeda).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
pembahasan semua bahasan pokok pada materi biologi umum dapat disimpulkan
antara lain:
Ø Metode
Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Ø Sel
merupakan satuan terkecil yang terdapat di seluruh tubuh makhluk hidup yang
memiliki kesatuan structural kehidupan, kesatuan fungsional kehidupan, dan
kesatuan pertumbuhan.
Ø Individu
artinya tidak dapat dibagi namun dapat dilihat, diukur, dihitung, dan dipakai
dalam percobaan yang merupakan satu kesatuan yang didalamnya menunjukkan
terjadinya prosess kehidupan.
Ø Populasi
adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta berada pada
tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama.
Ø Komunitas
adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi.
Ø Ekosistem
adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk suatu hubungan
timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen suatu ekosistem mencakup
seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang terdapat di dalamnya.
Ø Keanekaragaman
makhluk hidup terjadi karena: tidak ada dua organisme yang sama persis, setiap
organisme memiliki cirri, suatu ciri tertentu organisme ada kemungkinan sama
dengan ciri pada organisme lain.
Ø Persilangan monohibrit atau monohibridisasi adalah suatu
persilangan dengan satu sifat beda. Prinsip pembentukan gamet pada genotipe
induk yang heterozigot denagn pemisahan alel tersebut terkenal dengan Hukum
Mandel 1 yang disebut Hukum Segresi Bebas (pemisahan gen secara bebas).
Ø Persilangan dihibrit atau dihibridisasi
ialah persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda.
Ø Intermediet
adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat kedua induknya.
Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul sama kuat
(kodominan).
Ø Kodominan
yaitu alel-alel yang tidak memiliki hubungan dominan dan resesif serta dapat
teramati sekaligus secara fenotipik. Hal itu berarti efek fenotipik
masing-masing alel teramati pada kondisi heterozigot.
Ø Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa
pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent)
yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Ø Backcross ialah persilangan antara individu F1 dengan
salah satu induknya(induk dominant atau induk resesif). Tujuan backcross adalah
mencari genotype tetua.
Ø Testcross ialah perkawinna F1 dengan salah
satu induk yang resesif.Testcross disebut juga perkawinan pengujian(uji silang)
Karena bertujuan mengetahui apakah suatu individu bergenotipe homozigot(galur
murni) atau heterozigot.
Ø Reproduksi
vegetatif adalah cara
reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina).
Ø Perkembangbiakan
secara generatif merupakan suatu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dengan menggunakan alat-alat perkembangbiakan, yaitu alat kelamin jantan yang
menghasilkan sperma dan alat kelamin betina yang menghasilkan sel telur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.2010.Metode Ilmiah.(online).
Diakses Sabtu,18
Desember 2010. Pukul 12.38 wib.
Anonimus.2010. Komunitas Terestrial.(online).
Diakses 18
Desember 2010. Pukul 15.10 wib.
Anonimus.2009.Struktur Komunitas.(online).
Diakses 18
Desember 2010. Pukul 14.10 wib.
Anonimus.2010.Keanekaragaman makhluk hidup.(online).
Diakses 18
Desember 2010. Pukul 14.00 wib.
Anonimus.2010.Reproduksi Vegetativ.(online).
Diakses Sabtu,18
Desember 2010. Pukul 12.30 wib.
41
Ganawati, dewi.2008.Pewarisan
Sifat.(online)
http://www.crayonpedia.org/mw/pewarisan sifat 9.1 dewi ganawati
Diakses Sabtu,18 Desember 2010.
Pukul 12.35 wib.
Ibrahim, muslimin.2003.Biologi Untuk SLTP Kelas 3.Bandung:Grafindo.
Jati, wijaya.2006.Aktif Biologi SMA.Jakarta:Ganesa.
Karmana,oman.2007.Cerdas
Belajar Biologi.Bandung:Grafindo Media Pustaka.
Karmana,
oman.2008.Biologi.Bandung:Grafindo
Media Pustaka.
Naqbali, ketut supeksa.2010.Ekosistem.(online).
Diakses 18
Desember 2010. Pukul 14.15 wib.
Diakses 18
Desember 2010. Pukul 14.00 wib.
Yahya, harun.2008.Perkembangbiakan Generatif.(online).http://www.harunyahya.com.
Diakses
15 Desember 2010. Pukul 13.15 wib.
42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.